Foto: Gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang tak jauh dari Kantor Kedutaan Besar-nya, hancur setelah dihantam rudal Israel yang ditembakkan dari jet tempur dari wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki, Senin (1/4/2024) waktu setempat. (AFP)
SinarPost.com – Gedung Konsulat Iran yang berdekatan dengan kantor Kedutaan Besarnya di Damaskus, Suriah, menjadi sasaran serangan udara Israel pada Senin (1/4/2024) waktu setempat. Serangan ini menewaskan berapa diplomat termasuk penasehat militer senior dari dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
“Sekitar pukul 17:00 hari ini [14:00 GMT], musuh Israel melancarkan serangan udara dari Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki terhadap Gedung Konsulat Iran di Damaskus. Pasukan pertahanan udara mampu menembak jatuh beberapa rudal, serangan itu menghancurkan seluruh bangunan, membunuh orang di dalamnya,” kantor berita Suriah, SANA, melaporkan.
Gedung Konsulat tersebut berfungsi sebagai kediaman Duta Besar Iran. Melansir dari Al-Jazeera, Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, yang tidak terluka mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga penasihat militer.
Diantara korban yang tewas adalah Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan senior pasukan elit Quds IRGC dan wakilnya Jenderal Mohammad Hadi Hajriahimi. Keduanya bertugas untuk operasi wilayah Lebanon dan Suriah.
Sekedar informasi, Pasukan Quds adalah salah satu unit elit paling terkenal dari Tentara/Korps Revolusi Islam Iran (IRGC) dan menjadi musuh utama Israel dan Amerika Serikat (AS). Pasukan Quds IRGC Iran memiliki pengaruh besar dalam politik dan konflik di wilayah Timur Tengah dan ditakuti Israel-AS karena misi rahasia, intelijen, dan operasi khusus mereka di luar negeri.
Serangan mematikan ini semakin memantik permusuhan lebih dalam antara Israel dan Iran, yang mana keduanya telah terlibat perang senyap dan mematikan selama puluhan tahun.
Iran telah berjanji untuk memberikan tanggapan keras setelah dua jenderal dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) tewas dalam serangan udara Israel yang meratakan konsulat Iran di Damaskus tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian menggambarkan serangan Israel itu “sebagai pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional”.
Dalam pernyataan terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani mengatakan bahwa Iran “berhak untuk melakukan reaksi dan akan memutuskan jenis tanggapan dan hukuman balasan bagi agresor”.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengecam keras “serangan teroris” tersebut. “Kami mengutuk keras serangan teroris keji yang menargetkan Gedung Konsulat Iran di Damaskus dan menewaskan sejumlah orang tak bersalah,” kata Mekdad dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Suriah, SANA.
Sekutu Iran, Rusia menuduh Israel melakukan serangan yang tidak dapat diterima. “Kami mengutuk keras serangan yang tidak dapat diterima terhadap misi konsuler Iran di Suriah,” kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Israel sendiri masih bungkam saat ditanya ditanya media tentang serangan itu. Juru bicara militer Israel mengatakan kepada wartawan: “Kami tidak mengomentari laporan di media asing.”
Sementara sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS) merespon serangan tersebut secara diplomatis. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan kepada wartawan bahwa AS tetap “prihatin terhadap apa pun yang dapat memicu eskalasi atau menyebabkan peningkatan konflik di kawasan”.
Ancaman Perang Regional
Sejak Israel melancarkan perangnya terhadap Hamas di Jalur Gaza, Palestina, yang terkepung pada tanggal 7 Oktober 2023 menyusul serangan kelompok itu, Israel telah meningkatkan serangan udara di Suriah terhadap milisi Hizbullah Lebanon dan IRGC Iran. Dua sekutu ini merupakan pendukung utama pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad menghadapi pemberontakan dan serangan ISIS.
Serangan Israel di Damaskus yang menewaskan dua jenderal IRGC Iran ini terjadi hanya beberapa hari setelah serangan udara Israel yang menewaskan puluhan orang di Provinsi Aleppo, Suriah utara. Serangan terus menerus Israel mengkhawatirkan banyak pihak bahwa perang Gaza dapat menyebabkan eskalasi regional yang lebih luas.
Ali Vaez, direktur Proyek Iran dari International Crisis Group, mengatakan dugaan serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah “mirip dengan menargetkan negara lain di wilayahnya sendiri”.
“Secara keseluruhan, ini tampaknya masih merupakan perang regional yang tidak terlalu panas. Ini belum merupakan konflik regional yang menyeluruh, namun nampaknya Israel sedang berusaha melakukan segala daya untuk memperluas konflik,” kata Vaez kepada Al Jazeera.
“[Hal ini] menempatkan Israel dalam situasi win-win karena Israel tahu Iran tidak ingin terseret ke dalam perang regional, jadi jika Israel meningkatkan serangannya terhadap aset dan personel Iran di Suriah, hal ini mungkin akan bebas biaya, dan jika Iran benar-benar merespons dan membalas, maka hal itu menjadi alasan yang masuk akal untuk memperluas perang,” ujarnya.