SinarPost.com – Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), dua negara super power Amerika Serikat (AS) dan Rusia saling mengumbar ancaman serangan nuklir satu sama lain. Bisa dibayangkan, bagimana mengerikan jika kedua negara kekuatan dunia dengan masing-masing memiliki hulu ledak nuklir yang cukup besar di gudangnya terlibat perang terbuka.
Ancaman serangan nuklir di tengah pandemi ini mulanya dilontarkan oleh Amerika Serikat – negara gila perang. Amerika mengaku siap menggunakan senjata nuklir jika akhirnya serangan wabah virus corona atau Covid-19 yang mewabah dunia berakhir dengan konflik bersenjata.
Pernyataan tersebut dilontarkan Komandan AF Global Strike Amerika, Jenderal Timothy M Ray baru-baru ini sebagaimana dikutip dari Almasdar, Jumat (1/5/2020).
“Yakinlah, kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pasukan pembom dan ICBM kami siap untuk pergi dan dapat mencapai target apa pun di planet ini kapan saja. Kami sepenuhnya siap dengan misi dan Covid-19 tidak akan mengubahnya. Pasukan kami terus mempertahankan tingkat kesiapan dan respons yang sangat tinggi,” umbarnya.
Pernyataan Tim ini keluar setelah banyak desas desus yang menyebutkan sebagian besar armada perang Amerika Serikat dalam kondisi lumpuh akibat banyak personel yang terinfeksi corona. Sekedar informasi, sejauh ini berdasarkan data dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, hingga akhir bulan April 2020 sudah lebih dari enam ribu pasukan Amerika terinfeksi corona.
Meski demikian, Tim menyatakan, personelnya aman dari corona terutama awak pesawat rudal dan setiap saat bisa dikerahkan untuk menjalankan misi mengerikan itu. Tim menuturkan awak pesawat pembom telah diisolasi untuk menghindari dari corona.
“Kami dibayar untuk melakukan misi ini dalam semua kondisi. Bukan hanya beberapa, tetapi semua kondisi. Ini adalah keadaan yang mengerikan, tetapi kita harus siap untuk melakukan pekerjaan ini dalam keadaan yang jauh lebih buruk,” ungkap dia.
Rusia merespon keras pernyataan kontroversi Panglima Komando Serangan Global Angkatan Udara Amerika Serikat (USAFGSC), Jenderal Timothy Ray itu. Rusia yang juga memilki arsenal rudal nuklir dalam jumlah besar, balas mengancam bakal meledakkan AS dengan senjata nuklirnya jika berani macam-macam terhadap keamanan nasionalnya.
Pernyataan keras itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menanggapi langkah Pentagon dan USAFGSC yang telah melengkapi kapal selam Angkatan Laut AS dengan rudal balistik hulu ledak nuklir berkuatan rendah atau yang dikenal dengan W76-2.
Maria menegaskan, setiap serangan menggunakan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam AS, terlepas spesifikasi rudal itu memiliki hulu ledak rendah atau tidak, akan dianggap sebagai tindakan berbahaya dan tindakan destabilisasi. Sehingga, Rusia akan melihat itu sebagai serangan nuklir dan akan memberikan balasan yang setimpal atas serangan tersebut.
“Mereka yang ingin berbicara tentang kemampuan nuklir Amerika harus menyadari bahwa di bawah doktrin militer Rusia, langkah-langkah seperti itu akan dianggap sebagai alasan untuk menanggapi dengan senjata nuklir oleh Rusia,” tegas Maria Zakharova dilansir Al-Masdar News.
Seperti diketahui, kedua negara adidaya ini dalam percaturan politik global memiliki banyak perselisihan sehingga ada potensi suatu waktu Amerika dan Rusia akan benar-benar dihadapkan pada perang langsung. Bila kedua negara ini terlibat perang dapat dipastikan akan menjadi Perang Dunia ke 3, pasalnya baik secara ideologi dan sekutu, keduanya memiliki blok sendiri, sehingga sedikit adanya percikan api akan langsung menyambar ke seluruh penjuru dunia.