SinarPost.com, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengajak pemimpin muda Islam di dunia untuk mencontoh kepemimpinan Rasulullah. Hal ini disampaikan Menag saat menjadi keynote speech di gelaran Indonesia Islamic Young Leaders Summit (IIYLS) 2019 yang berlangsung di Gedung Nusantara V Komplek DPR, Senayan Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
IIYLS 2019 diikuti oleh seluruh perwakilan negara OKI dengan mengangkat tema “Strengthening the Role of Muslim Youth to Consolidate the Ummah” atau “Penguatan Peran Pemuda Muslim untuk Mengkonsolidasikan Umat”.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah duta besar negara sahabat dan anggota DPR Hidayat Nur Wahid, Sultan B Najamudin dan Dirjen PHU Kemenag Nizar. “Selamat datang mudah-mudahan nyaman tinggal di Indonesia dan kapan pun bisa datang kembali ke Indonesia,” kata Menag.
Di hadapan para pemimpin muda Islam dunia, Menag Fachrul Razi menyampaikan tentang kepemimpinan Rasulullah. Menurut Menag, pemimpin muda Islam harus belajar banyak tentang sejarah Rasulullah. Misalnya saat perang Badar. Saat itu, Rasulullah sudah menempatkan pasukannya untuk berperang melawan pasukan Quraish di suatu tempat. Seorang sahabat pun menyarankan agar Rasulullah memindahkan pasukannya ke tempat yang jauh lebih strategis.
“Dan Rasulullah pun menerima usulan dari sahabat agar memindahkan pasukan ke lokasi strategis. Perang Badar akhirnya dimenangkan oleh umat Islam. Pesan yang saya ingin tekankan dari cuplikan sejarah ini adalah Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi mau menerima usulan dan saran dari para sahabat atau bawahannya,” ucap Menag.
Ditegaskannya, bila ada pemimpin muda muslim yang tidak mau mendengar, maka ia tidak mau mencontoh kepemimpinan dan keteladanan dari Rasulullah.
Selain perihal kepemimpinan Rasulullah di perang Badar, Menag juga bercerita soal perang di Madinah yang dikenal dengan perang Parit. Saat itu Rasullah mau mendengar saran dan masukan seorang sahabat bernama Salman Al Fairisi sehingga perang dimenangkan umat muslim.
“Tidak hanya mau mendengar, Rasulullah juga cerdas dalam mengambil keputusan. Saat terjadi perjanjian Hudaibiyah banyak sahabat menangis dan mengatakan perjanjian tersebut merugikan umat muslim. Namun, Rasulullah tegas dan cerdas dalam pendiriannya. Dan terbukti perjanjian tersebut menguntungkan umat muslim. Artinya pemimpin juga tidak boleh bodoh dalam menerima saran dari bawahan,” lanjutnya.
Di akhir sambutannya, Menag menyatakan pemimpin harus adil dan jujur karena itu adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya.
Indonesia Islamic Young Leaders Summit adalah acara yang diselenggarakan kerjasama antara Komite Nasional Pemuda Indonesia , OIC Youth Indonesia (Pemuda OKI Indonesia) sebagai payung organisasi pemuda muslim Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI serta Islamic Cooperation Youth Forum (Forum Pemuda Kerjasama Islam).
Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan orang-orang muda dari seluruh Indonesia dan dunia untuk membahas masalah-masalah penting yang dihadapi umat saat ini, mulai dari masalah politik, masalah ekonomi, masalah kaum muda, dan masalah kesehatan yang mendesak dalam geografi OKI.