SinarPost.com – Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci nan mulia, yang didalamnya Allah membukan pintu rahmat, ampunan dan kebebasan dari api neraka. Bulan penuh dengan keberkahan ini juga menjadi ladang penghasil pundi-pundi pahala karena didalamnya terdapat amalan puasa dan shalat tarawih.
Disamping terdapat banyak kelebihan, Bulan Ramadhan juga menyimpan sederet peristiwa besar yang mesti diketahui oleh pemeluk agama Islam, bahkan salah satunya wajib diimani alias menjadi dosa besar dar murtad (keluar dari Islam) jika kita tidak mempercayainya.
Sejatinya ada banyak peristiwa besar yang terjadi di Bulan Ramadhan yang terekam dalam sejarah, namun pada kesempatan kali ini, SinarPost.com akan mengulas tiga peristiwa yang kami anggap paling besar dan bersejarah. Lantas apa saja?
1. Turunnya Al-Quran
Turunnya Al-Quran menjadi salah satu peristiwa paling besar dan utama di Bulan Ramadhan, yang terekam dalam sejarah umat Islam. Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW saat sedang uzlah di Gua Hira pada 17 Ramadan 610 Masehi (M) atau 13 tahun sebelum Hijriyah (H).
Surah pertama yang diturunkan pada waktu itu adalah surah Al-Alaq ayat 1-5. Turunnya wahyu pertama ini menjadi ‘ruh’ dakwah Nabi Muhammad dalam menegakkan agama Allah (Islam) di muka bumi, dan hasilnya kini Islam menjadi salah satu agama terbesar di dunia.
Al-Quran menjadi kitab suci umat Islam dan menjadi sumber rujukan dalam hal aqidah, muamalah, hingga ilmu pengetahuan. Al-Quran menuntun umat manusia ke jalan yang benar dan mulia, dimana setiap bacaannya bernilai pahala apalagi dibacakan secara teratur di bulan Ramadhan.
Al-Quran juga menjadi bagian dari Rukun Iman (6 perkara) yang wajib dipercayai (diimani) oleh umat Islam, yaitu percaya kepada kitab-kitab Allah yang didalamnya berisi Kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Quran. Dengan kata lain, seseorang yang tidak percaya Al-Quran maka termasuk golongan kafir.
2. Perang Badar
Perang Badar – biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra – adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan kafir (musuh-musuh Islam). Mengutip dari Wikipedia, Perang Badar terjadi pada 13 Maret 625 M atau bertepatan dengan 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah.
Perang ini bisa dikatakan perang dengan hadirnya kekuatan Tuhan. Pasalanya umat Islam yang hanya berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan kafir Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang.
Sacara lahir, pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad SAW yang hanya berjumlah 313 orang akan kalah mudah dari pasukan kafir Qurasy yang berkekuatan 1.000 orang. Tapi Allah berkehendak lain, pasukan Muslim mampu menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.
Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624 M, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan ini.
Perang Badar terjadi ketika Nabi Muhammad memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam. Namun pasukan Islam dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Namun demikian, pasukan umat Islam pantang mundur, dengan disiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat tersebut.
Hasilnya, pasukan Islam yang berjumlah 313 orang mampu mengalahkan dan menghancurkan pasukan kafir Qurasy yang berkekuatan 1.000 tentara, sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, yang disegani seperti Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.
Kemenangan kaum Muslim memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arab, serta memperkokoh otoritas kepemimpinan Nabi Muhammad dalam upaya menyebarkan syiar Islam. Dari sini lah berbagai suku Arab mulai banyak memeluk agama Islam dan menciptakan kekuatan yang tangguh.
3. Fathu Mekkah
Fathu Mekkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 M, tepatnya pada tanggal 20 Ramadan tahun 8 H. Pada tanggal ini lah pasukan Muslim yang dipimpin Nabi Mauhammad berhasil menaklukkan Mekkah dalam peperangan yang disebut Fathu Mekkah (Penaklukan Kota Mekkah).
Penaklukan Kota Mekkah ini dipicu oleh kafir Quraisy yang melanggar perjanjian Hudaybiyah yang telah disepakati dengan umat Islam. Perjanjian ini telah memberi kehidupan harmonis antara warga Mekkah dan Madinah, namun pihak Qurasy merusak perjanjian tersebut yang telah berlangsung 10 tahun.
Kafir suku Quraisy yang bersekutu dengan Bani Bakr menyerang Bani Khuza’ah yang telah menjadi sekutu Muslim dimana banyak dari warganya telah memeluk Islam. Setelah penyerangan ini, Abu Sufyan selaku kepala suku Quraisy Mekkah bertolak ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, akan tetapi Nabi Muhammad selaku pemimpin umat Islam tidak lagi mentolerirnya.
Nabi Muhammad dengan memimpin 10.000 pasukan pun bergerak dari Madinah menuju Mekkah. Setiba di Mekkah, dan ketika sampai di Dzu Thuwa, Nabi Muhammad membagi pasukannya dalam tiga formasi, masing-masing dipimpin Khalid bin Walid memasuki Mekkah dari bagian bawah, Zubair bin Awwam memimpin pasukan bagian atas dari bukit Kada’ dengan menegakkan bendera di Al-Hajun, serta Abu Ubaidah bin al-Jarrah yang memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Mekkah.
Suku Quraisy sendiri tidak melawan dan memilih menyerah secara damai kepada pasukan Islam. Nabi Muhammad yang bermurah hati juga tidak memberi perintah untuk menyerang kafir Qurasy Mekkah. Nabi Muhammad kemudian memasuki Mesjid Al-Haram dengan diikuti kaum Muhajirin dan Anshar.
Setelah thawaf mengelilingi Ka’bah, Nabi Muhammad memerintahkan penghancuran berhala-berhala di dalam Ka’bah dan sekitarnya, serta hanya menghukum mati beberapa orang Qurasy yang terbukti melakukan kejahatan terhadap orang Muslim. Dengan demikian, pembebasan Kota Mekkah dari tangan kafir Qurasy selesai. Kota Mekkah pun sepenuhnya berada dibawah kendali umat Islam.