SINARPOST.COM – 17 Agustus merupakan tanggal yang istimewa bagi Bangsa Indonesia, dimana pada tanggal tersebut rakyat Indonesia terbebas dari cengkeraman penjajahan Jepang dan Belanda. Setelah perjuangan penjang yang digelorakan rakyat Indonesia di seluruh Nusantara, akhirnya pada Jumat, 17 Agustus 1945, Indonesia resmi menjadi negara berdaulat setelah Bung Karno yang didampingi Bung Hatta membacakan deklarasi kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat.
Hari ini rakyat Indonesia di seluruh seantero Nusantara boleh berbangga diri dengan memperingati 74 tahun Indonesia merdeka. Namun taukah anda kalau Aceh adalah daerah yang paling berjasa dalam menjaga eksistensi Indonesia sebagai negara yang merdeka. Rakyat Aceh lah yang menyelamatkan Bangsa Indonesia, hingga setiap tanggal 17 Agustus bisa kita peringatinya. Tanpa Aceh, atau dulunya Aceh memilih berdiri sendiri sebagai negara merdeka, tentu kita tidak akan bisa menyaksikan Indonesia seperti sekarang. Entah masih dalam kungkungan penjajahan Belanda atau yang lebih buruk lagi.
Pada 17 Agustus 1945 Indonesia memang telah menjadi negara merdeka dan berdaulat, tapi empat tahun setelah itu, Indonesia kembali dikuasia Belanda. Pada akhir tahun 1948, Belanda yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II kembali masuk ke Indonesia, dan melakukan serangan terhadap seluruh basis pertahanan tentara Indonesia. Serangan tersebut membuat Yogyakarta, Ibu kota Indonesia saat itu kembali dikuasai Belanda, hingga Soekarno, Mohammad Hatta, dan tokoh-tokoh penting lainnya berhasil ditangkap.
Pada tahun 1949, Belanda berhasil menaklukkan seluruh wilayah Indonesia, kecuali Aceh. Saat itu, Belanda lewat propagandanya memberitahukan ke seluruh dunia bahwa Indonesia tidak ada lagi dan kembali menjadi negara jajahannya. Tapi Aceh di wilayah perbatasan di Sumatera Utara terus memberi perlawanan, dengan kegigihan perjuangannya, Belanda gagal menaklukkan Aceh. Kemudian lewat Radio Rimba Raya rakyat Aceh membatalkan berita propaganda Belanda yang menyebut Indonesia tidak ada lagi. Pejuang Aceh dengan gagahnya memberitahukan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada, dan tetap menjadi negara merdeka dan berdaulat. Suara pejuang Aceh yang menyatakan Indonesia masih ada lewat Radio Rimba Raya dapat ditangkap jelas oleh sejumlah radio di Semenangjung Melayu (Malaysia), Singapura, Vietnam dan Filipina, bahkan Australia dan Eropa. Akhirnya, banyak negara dunia dengan tegas mengakui kemerdekaan Indonesia kembali. Rakyat Aceh lewat Radio Rimba Raya telah memberi pukulan “KO” bagi Pemerintahan Belanda. Indonesia pun selamat, dan tetap menjadi negara merdeka dan berdaulat
Apakah perjuangan rakyat Aceh untuk kemerdekaan Indonesia sampai disitu, tidak. Ada sejumlah kontribusi besar lainnya yang diberikan rakyat Aceh untuk Indonesia, yang mungkin saat ini mulai dilupakan. Sebagai Bangsa Besar yang didalamnya mengalir darah para pejuang, sejatinya Indonesia tidak boleh lupa akan sejarah, jangan pula sombong dengan tidak mengakui peran besar rakyat Aceh. Lalu apa saja jasa-jasa besar Aceh untuk Kemerdekaan Indonesia?
1. Menjadi Donatur Kemerdekaan Indonesia
Kontribusi rakyat Aceh yang satu ini mungkin tidak banyak yang tahu. Ketika Belanda dan Jepang menjajah Indonesia, Aceh tidak sepenuhnya dikuasai oleh kedua negara penjajah tersebut, sehingga ekonomi rakyat Aceh tetap berjalan. Saat Indonesia masih berada dalam kegelapan penjajahan, Aceh sejatinya dapat dengan mudah mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka, tapi hal ini tidak dilakukan. Aceh lebih memilih setia berjuang bersama rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Saat Indonesia masih tertatih-tatih dalam perjuangan kemerdekaan, tokoh-tokoh penting Aceh yang dikenal dermawan selalu membantu perjuangan Indonesia. Bantuan-bantuan dana dari orang-orang Aceh mengalir hingga dipakai untuk operasional Pemerintah Indonesia, termasuk membiayai H. Agus Salim dan rombongan agar bisa mengikuti Konferensi Asia di New Delhi pada tahun 1947. Tanpa bantuan dari rakyat Aceh, mungkin perjuangan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia semakin susah, maklum saat itu Indonesia masih sangat rawan.
2. Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Harus diakui, jasa rakyat Aceh untuk kemerdekaan Indonesia sangat lah besar. Disamping gagah berani berjuang dengan senjata, rakyat Aceh juga berjuang dengan “diplomasi”. Ya, lewat Radio Rimba Raya, Aceh berhasil menyelamatkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Saat itu, dalam Agresi Militer Kedua, Belanda selain telah menguasai Indonesia kembali sukses memprovokasi dunia dengan mengatakan Indonesia tidak ada lagi. Rakyat Aceh mendapatkan radio tersebut tentu tidaklah mudah, setelah membeli peralatan di luar negeri dengan susah payah didaratkan di Bireuen, kemudian di bawa ke daerah pegunungan Rimba Raya.
Saat Indonesia masih berjibaku merebut kemerdekaan, tidak banyak radio yang berdiri dan kemudian melakukan siaran berharga. Rakyat Aceh lewat Radio Rimba Raya hadir untuk kemerdekaan Indonesia.
3. Sumbang Pesawat untuk Indonesia
Hari ini, Indonesia bisa kita saksikan adalah sebuah negara yang sangat kaya akan hasil alamnya, namun saat perjuangan kemerdekaan tentu hal ini belum bisa dikelola. Selain terkendala SDM, peralatan dan modal, saat itu fokus pemerintahan juga belum sampai tahap itu, Indonesia masih berjuang bagaiman kemerdekaan benar-benar terjaga. Lalu, ke mana Pemerintah Indonesia mencari bantuan saat dibutuhkan secara mendadak? Jawabannya tentu saja Aceh.
Pada tahun 1948, Soekarno merasa membutuhkan pesawat demi memudahkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Karena sudah mendesak, akhirnya Soekarno datang ke Aceh untuk mengemis agar dibelikan pesawat. Setelah patungan, akhirnya rakyat Aceh membelikan pesawat untuk mempermudah langkah Pemerintahan Indonesia kala itu. Ada dua pesawat yang berhasil dibeli dari dana patungan tersebut, dan pesawat ini perannya amat vital bagi perjuangan Indonesia. Pesawat sumbangan rakyat Aceh itu juga menjadi cikal bakal lahirnya maskapai penerbangan nasional, yaitu Garuda Indonesia.
***
Tiga jasa besar Aceh yang diuraikan di atas tersebut merupakan hal yang sangat mendesak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi sumbangan Aceh untuk Indonesia, seperti menyumbang sebuah kapal laut untuk ALRI yang didaftarkan dan mendapat nomor lambung PPB 58 LB. Kapal ini berfungsi dalam melakukan penyelundupan senjata dari luar negeri ke Indonesia selanjutnya didistribusikan kepada tentara Indonesia untuk melawan tentara kolonial Belanda.
Kemudian saudagar Aceh bernama Teuku Markam menyumbang 28 dari 38 kilogram emas di puncak tugu Monas yang terletak di Ibukota Jakarta. Monas adalah representasi perjuangan bangsa Idonesia. Kalau dikonversi menjadi uang saat ini dengan harga emas per-gram Rp 500 ribu, maka Teuku Markam mengeluarkan sekitar Rp 14 triliun. Sebuah angka yang sangat besar.