SinarPost.com, Jakarta – Pembantaian terhadap satu keluarga terjadi di Desa Lembatongoa Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng). Peristiwa yang terjadi pada Jumat Jumat (27/11/2029) sekitar pukul 10.00 WITA itu diduga pelakunya adalah jaringan teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Dalam peristiwa tersebut sebanyak empat orang dari satu keluarga tewas. Selain itu, pelaku juga membakar setidaknya 7 rumah warga. Belum diketahui pasti motif pembunuhan dan pembakaran rumah warga tersebut.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, saat ini Mabes Polri telah mengerahkan ratusan personel ke lokasi untuk mendalami kasus pembunuhan, serta mengejar para pelaku yang berjumlah sekitar 10 orang.
“Ada 5 saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang-lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang bawa senpi (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam),” terang Awi dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (28/11/2020).
Brigjen Awi juga menyebutkan ratusan Satgas Tinombala Brimob Sulteng diterjunkan untuk mengejar pelaku. Pengejaran pelaku juga dibantu anggota TNI.
“Saat Ini sudah ada backup kurang-lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap pok Ali Kalora tersebut,” ungkapnya.
Pelaku Diduga Kelompok MIT
Dikutip dari Kompas.com, Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama mengatakan bahwa pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga tersebut diduga kuat adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
“Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi,” terangnya, Sabtu (28/11/2020).
Adapun terkait kondisi keamanan saat ini, Yoga mengatakan di lokasi kejadian sudah berangsur kondusif. Anggota polisi dan satgas juga diterjunkan untuk melakukan trauma healing agar warga sekitar tak mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Disamping itu, sebanyak 150 kepala keluarga di desa kejadian tersebut diungsikan sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi lagi. Apalagi lokasi pembunuhan diketahui masih sepi dan berada di tempat terpencil.
“Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk,” kata Kepala Desa Lemban Tongoa, Deki Basalulu.
Menurut Deki, jumlah pelaku yang melakukan pembantaian itu sekitar enam orang. “Warga ada yang lihat. Namun, sampai sekarang belum didapat, ada enam orang,” jelasnya.