SinarPost.com, Ankara – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menandatangani sebuah dekrit yang menjadikan museum Hagia Sophia atau Aya Sofya yang terkenal di dunia sebagai masjid. Hal ini dilakukan setelah pengadilan tinggi Turki memutuskan bahwa konversi bangunan menjadi museum tahun 1930-an oleh pendiri Turki modern adalah ilegal.
Erdogan membuat pengumuman tersebut pada hari Jumat (10/7/2020) atau satu jam setelah putusan pengadilan tinggi diturunkan, meskipun ada peringatan internasional untuk tidak mengubah status monumen berusia hampir 1.500 tahun, yang dipuja oleh orang Kristen dan Muslim itu.
Segera setelah keputusan kelur, Erdogan membagikan salinan keputusan tersebut di Twitter, yang mengamanatkan bahwa situs budaya yang menjadi Warisan Dunia UNESCO dan paling banyak dikunjungi di Turki itu diserahkan kepada direktorat agama untuk dibuka sebagai masjid.
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan sebagaimana dikutip SinarPost.com dari Al Jazeera mengatakan bahwa doa atau peribadatan pertama akan diadakan di Hagia Sophia pada 24 Juli mendatang.
“Keputusan itu diambil untuk menyerahkan pengelolaan Masjid Aya Sofya … kepada Direktorat Urusan Agama dan membukanya untuk ibadah,” kata keputusan yang ditandatangani oleh Erdogan.
Hagia Sophia adalah sebuah bangunan mahakarya yang memiliki sejarah panjang dan berliku. Hagia Sophia dibangun pada tahun 537 M sebagai katedral di Kekaisaran Bizantium Kristen, dan periode tahun 1204 sampai 1261 sempat diubah oleh Pasukan Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel.
Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453 M. Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 selama masa kekuasaan Kesultanan Utsmani.
Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh pendiri atau Presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk yang berideologi sekularis dan nasionalis. Dan kini dibawah kepemimpinan Erdogan, Hagia Sophia akan dibuka kembali sebagai masjid.
Kekhawatiran Internasional
Upaya Pemerintahan Turki yang mengembalikan Hagia Sophia dari status museum menjadi masjid menuai beragam reaksi dari berbagai negara.
Gereja Ortodoks Rusia pada hari Jumat sebagaimana dilansir Al Jazeera mengatakan keputusan itu dapat menyebabkan perpecahan yang lebih besar. Amerika Serikat, Rusia, dan Yunani, bersama dengan UNESCO, telah menyatakan keprihatinan mereka sebelum keputusan itu dibuat.
UNESCO mengatakan Komite Warisan Dunia akan meninjau status Hagia Sophia, mengatakan bahwa “menyesalkan keputusan Turki itu karena tida menjadi subjek dialog atau pemberitahuan sebelumnya”.
“UNESCO menyerukan kepada pihak berwenang Turki untuk membuka dialog tanpa penundaan untuk menghindari langkah mundur dari nilai universal dari warisan luar biasa ini yang pelestariannya akan ditinjau oleh Komite Warisan Dunia dalam sesi berikutnya,” kata badan budaya PBB dalam sebuah pernyataan.