SinarPost.com, Banda Aceh – Ketua Komisi V DPR Aceh, Fahlevi Kirani melihat bahwa Pemerintah Aceh belum siap untuk menghadapi kenaikan harga pangan dan kelangkaan pangan di tengah kebijakan tidak keluar rumah untuk melawan virus corona (Covid-19) di Aceh.
Hal ini diungkapkan Fahlevi berdasarkan pantaun lapangan di beberapa pusat belanja dan pasar tradisonal dibeberapa tempat di Aceh.
“Kesiapan Pemerintah Aceh dalam menghadapi Covid-19 juga harus mencakup kesiapan lainya, seperti mengendalikan harga pangan dan kelangkaan pangan. Jika pemerintah tidak siap maka akan munculnya gejolak ekonomi ditengah masyarakat,” ungkap Fahlevi Kirani, Kamis (26/3/2020).
Fahlevi menambahkan sebagai dampak langsung dari panic buying Covid-19 ini telah terjadi kelangkaan dan pelonjakan harga sembako di pasaran, misalnya gula yang sebelumnya di pasar hanya dijual Rp 13.000/Kg per 24 maret mulai merangkak naik hingga mencapai harga Rp 22.000- 25.000/Kg. Kemudian ditambah dengan sikap reaksinoner masyarakat dalam belanja kebutuhan pokok dengan memborong sembako karena khawatir bila tiba-tiba diberlakukan lock down di Aceh.
“Pemerintah Aceh saya desak untuk segera membuat skema penangan kondisi dengan langkah-langkah kongkrit. Dalam hal ini saya menyarankan pemerintah juga menjalin kerjasama dengan sektor swasta yang selama ini menjadi distributor atau produsen pangan. Melibatkan mereka dalam menghadapi krisis ini akan membuat kondisi sosial stabil,” ujarnya.
Disamping itu pemerintah harus segera melaksanakan operasi pasar dan menindak dengan tegas pengusaha yang melakukan penimbunan dan mempermainkan harga sembako diatas harga pasar.
“Negara dalam hal ini pemerintah harus segera hadir mengontrol gerak ekonomi Aceh. Pembelian sembako oleh masyarakat juga harus dikontrol ketat. Dinas Perdagangan harus segera membuka posko pengaduan atau call center untuk menerima pengaduan masyarakat jika terdapat oknum atau tempat usaha yang melakukan penimbunan barang.Semua kita tau bahwa wabah Covid-19 telah melumpuhkan pereknomian, bahkan ramalan ekonomi akan adanya resesi global 2020,” tutup Fahlevi.