SinarPost.com, Banda Aceh – Komite Peralihan Aceh (KPA) yang merupakan wadah berhimpunnya mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Rabu (22/1/2020) pagi dini hari, akan memperingati haul Teungku (Tgk) Abdullah Syafi’i yang ke 18. Peringatan 18 tahun syahidnya Panglima GAM itu akan berlangsung di komplek makam Tgk Abdullah Syafi’i di Cubo, Kabupaten Pidie Jaya.
Seperti diketahui, Abdullah Syafi’i syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di hutan Jim-jim, Pidie Jaya, pada 22 Januari 2002 silam. Ia syahid bersama istrinya Cut Fatimah dan dua pengawalnya. Sebagai Panglima GAM, sosok Tgk Abdullah Syafi’i akan selalu membekas dibenak para kombatan GAM dan rakyat Aceh.
Tarmizi alias Panyang, salah satu mantan pasukan GAM yang dulunya menjabat sebagai Panglima GAM Sago Tgk Di Lhok Drien Wilayah Pasee, dalam mengenang 18 tahun syahidnya Abdullah Syafi’i mengajak seluruh elemen pejuang GAM serta masyarakat Aceh dimana pun berada, agar dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengirim sepucuk do’a kepada Almarhum. Menurut Tarmzi, sosok Abdullah Syafi’i telah berjuang sepenuh hati dalam mewujudkan Aceh merdeka demi martabat dan kesejahteraan rakyat Aceh.
“Almarhum Tgk Abdullah Syafi’i semasa hidupnya bukan hanya menjadi panutan pejuang GAM, tapi juga panutan rakyat Aceh. Almarhum bukan hanya Panglima GAM tapi juga Panglima rakyat Aceh. Beliau berjuang bukan hanya dengan senjata tapi juga dengan hati, ikhlas dan tulus untuk kepentingan rakyat Aceh. Karena itu, sepatutnya kita mengenang dan mengirim sepucuk do’a untuk beliau, semoga arwahnya tenang dan senantiasa mendapat derajat tinggi di sisi Allah SWT,” ujar Tarmizi Panyang saat berbincang-bincang dengan SinarPost.com, Selasa (21/1/20200 malam.
Bagi Tarmizi Panyang, Abdullah Syafi’i adalah sosok yang sangat bersahaja dan kharismatik, beliau memimpin perjuangan dengan santun dan penuh kebijaksanaan. Abdullah Syafi’i menjadi panutan penting setelah Hasan Tiro dalam perjuangan Aceh meraih kemerdekaan, namun Allah berkehendak yang terbaik dengan mengambilnya lebih cepat. “Ini harus dikenang oleh seluruh jamaah perjuangan Aceh dan juga rakyat Aceh secara umum,” tuturnya.
Tarmizi Panyang yang kini dipercayakan sebagai Ketua Fraksi Partai Aceh (PA) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) turut mengisahkan semasa perjuangan bersenjata. Ia pernah dua kali ikut menjemput dan memberi pengawalan langsung terhadap Panglima GAM Abdullah Syafi’i saat menyeberang dari wilayah Batee Iliek ke Wilayah Passe. Tarmzi melihat Abdullah Syafi’i sebagai sosok pemimpin yang bersahaja dan kharismatik. “Hal yang sangat membekas dari pesan beliau kepada seluruh pejuang GAM adalah berjuang dengan tulus ikhlas untuk rakyat dan Bangsa Aceh. Pesan tegas beliau adalah merdeka atau mati syahid. Ini menjadi “ruh” bagi kita dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh dari RI,” kenang Tarmizi.
Tarmizi menambahkan meski hari ini GAM dan RI berdamai namun perjuangan Aceh belum berakhir, perjuangan akan terus menggema. “Kita memang tidak lagi berjuang dengan senjata, tapi kini kita dengan politik, diplomasi. Karenanya semua jamaah perjuangan Aceh Merdeka harus tetap kompak dan bersatu dibawah Komonda Komite Peralihan Aceh (KPA) yang dipimpin oleh Muzakir Manaf (Mualem). Kita harus berjalan searah dibawah Komando Mualem,” tambahnya.
Terkai peringatan haul ke 18 syahidnya Abdullah Syafi’i, Tarmzi panyang menghimbau dan mengajak mantan kombatan GAM dan seluruh jamaah perjuangan Aceh Merdeka yang tidak sempat berhadir ke makamnya langsung di Cubo, Pidie Jaya, agar dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengirimkan do’a kepada Almarhum.
“Abdullah Syafi’i di Pidie, Ahmad Kandang di Aceh Utara, Ishak Daud di Aceh Timur, serta seluruh pejuang Aceh Merdeka dimana pun yang telah mendahului kita, ini harus dikenang. Mereka semua berjuang untuk Bangsa Aceh, untuk rakyat Aceh. Sepatutnya kita yang masih hidup untuk mengirimkan do’a dengan meniatkan pahala kepada seluruh arwah pejuang GAM yang telah lebih dulu menghadap Allah SWT,” demikian Tarmzi Panyang.