SinarPost.com, Teheran – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan “Human Error” atau kesalahan manusia berada di belakang jatuhnya pesawat sipil Ukraina di barat daya ibukota Iran, Teheran, Rabu lalu.
“Hari yang menyedihkan. Kesimpulan awal investigasi internal oleh Angkatan Bersenjata: Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh petualangan AS menyebabkan bencana. Penyesalan mendalam kami, permintaan maaf dan belasungkawa kepada orang-orang kami, kepada keluarga semua korban, dan kepada negara-negara yang terkena dampak lainnya,” kata Javad Zarif dalam tweet pada Sabtu (11/1/2020) sebagaimana dikutip Tasnim News Agency.
Terungkapnya serangan rudal dibalik jatuhnya pesawat Ukraina itu, terjadi setelah Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa militer negara itu “secara tidak sengaja” menembak jatuh jet penumpang setelah terbang dekat ke sebuah situs militer sensitif negara itu.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengaku sangat menyesalkan jatuhnya pesawat Ukraina yang tidak disengaja tersebut, yang mengakibat 176 orang tidak bersalah meninggal dunia.
“Investigasi internal Angkatan Bersenjata telah menyimpulkan bahwa rudal yang disesalkan ditembakkan karena kesalahan manusia menyebabkan jatuhnya pesawat Ukraina yang mengerikan dan kematian 176 orang yang tidak bersalah. Investigasi terus mengidentifikasi dan menuntut tragedi hebat & kesalahan tak termaafkan ini,” kata Rouhani dalam sebuah tweet pada Sabtu (11/1) sebagaimana dilansir Tasnim News Agency.
Dalam tweet tindak lanjutnya, dia menambahkan, “Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang menghancurkan ini. Pikiran dan doa saya ditujukan kepada semua keluarga yang berkabung. Saya mengucapkan belasungkawa yang tulus,” ucap Presiden Iran.
Sebelumnya diberitakan, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengumumkan pada hari Sabtu (11/1) bahwa pertahanan udara negara itu tanpa sengaja menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina pada 8 Januari di tengah kesiagaan tinggi tinggi akan kemungkinan serangan militer AS.
Dalam sebuah pernyataan, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengatakan insiden itu terjadi setelah serangan rudal Iran terhadap dua pangkalan militer “rezim kriminal” AS di Irak, dan insiden yang menjatuhkan pesawat sipil Ukraina tersebut terjadi di tengah kemungkinan ancaman aksi serangan AS terhadap Iran.
“Menyusul ancaman dari presiden dan komandan militer (penjahat) AS bahwa sejumlah besar target di Republik Islam Iran akan diserang dalam kasus serangan pembalasan (Iran), dan mempertimbangkan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam gerakan udara di wilayah tersebut. Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran berada pada tingkat kesiapan tertinggi untuk menanggapi kemungkinan ancaman,” bunyi pernyataan Angkatan Bersenjata Iran.
Angkatan Bersenjata Iran juga mengatakan bahwa penerbangan militer oleh pasukan Amerika telah meningkat di sekitar wilayah Iran setelah serangan rudal terhadap dua pangkalan militer AS di Irak, dan ada laporan bahwa pesawat bermusuhan yang mengancam pusat-pusat strategis Iran telah dilacak di layar radar, membuat Pertahanan Udara Iran lebih sensitif.
Pernyataan itu menambahkan bahwa pesawat penumpang Ukraina telah mendekati situs militer sensitif Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) di garis lintang dan dengan bentuk yang mirip dengan benda bermusuhan, dan bahwa “kesalahan manusia” menyebabkan pesawat jet Ukraina ditembak jatuh secara tidak sengaja, yang menyebabkan kemartiran para penumpang.
Angkatan bersenjata Iran juga menyamapikan permintaan maaf atas ‘Human Error) ini dan menyatakan simpati dengan keluarga korban yang tewas, memberikan jaminan bahwa “reformasi mendasar” dalam proses operasional Angkatan Bersenjata akan mencegah terulangnya kesalahan tersebut.
Seperti diketahui, para korban kecelakaan jatuhnya pesawat Ukraina termasuk 82 orang Iran, 63 orang Kanada, 11 orang Ukraina, 10 orang Swedia, empat orang Afghanistan, tiga orang Jerman, dan tiga warga negara Inggris.
Semua penumpang yang berjumlah 179 orang di dalam Boeing 737, termasuk sembilan awak, tewas ketika pesawat jet itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara Iran pada hari Rabu pagi. Pesawat naas ini dioperasikan oleh Ukraine International Airlines (UIA) dan hendak menuju ke Kiev.