SinarPost.com, Washington – Konflik yang sempat memanas antara Iran dan Amerika Serikat sepertinya akan segera mencair. Dalam beberapa hari terakhir dunia dibuat cemas oleh perseteruan AS-Iran yang secara silih ganti megumbar ancaman. Puncaknya ketika AS membunuh Komandan Pasukan Al-Quds Iran Jenderal Soleimani di Irak, dan Iran merespon dengan menyerang dua pangkalan militer AS di Irak dengan belasan rudal balistik.
Serangan balasan Iran makin menambah kekhawatiran masyarakat internasional akan pecahnya perang terbuka antara dua negara musuh bebuyutan ini. Dunia mengkhawatirkan meletusnya perang terbuka antara Iran dan AS hingga melebar ke seluruh kawasan Timur Tengah, dan bisa menjadi Perang Dunia III.
Seperti diketahu, AS memiliki pasukan yang besar serta belasan pangkalan militer yang tersebar di seluruh Timer Tengah. Sementara itu, Iran memili koalisi praxy-nya yang hampir mencakup seluruh negara disana seperti Hizbullah di Libanon, Hamas di Palestina, Hauthi di Yaman, milisi syiah di Irak dan Suriah, kelompok militan di Afghanistan, dan lain sebagainya. Karena itu, bila perang terbuka antara Iran da AS meletus, maka dengan cepat perang akan menyeret negara-negara lain di Timur Tengah.
Namun sepertinya perang dalam skala lebih besar sama dihindari oleh pemimpin AS dan Iran. Mereka menyadari akan kerusakan dan kerugian yang besar andai perang terbuka terjadi. Presiden AS, Donald Trump dalam pidato resminya di Gedung Putih, Rabu (8/1/2020) malam, terlihat melunak dalam menyikapi serangan balasan Iran terhadap dua pangkalan militernya di Irak. Trump tidak seperti biasanya yang kerap mengumbar ancaman perang terhadap Iran, namun kali ini benar-benar berbeda. Ia seperti kehilangan “semangat” dalam mengancam Iran.
Dalam pidatao kenegaraannya itu, Trump menarik ancamannya untuk menyerang Teheran lebih lanjut sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran ke pangkalan militernya di Irak. Trump juga menggambarkan Teheran telah mundur, dan menurutnya, ini merupakan hal yang baik bagi semua pihak. Kendati demikian, dia tetap memperingatkan konsekuensi yang akan dirasakan negara para Mullah itu jika berkonflik dengan Amerika.
“Rudal kami besar, kuat, akurat, mematikan, dan cepat. Fakta bahwa kami memiliki militer dan peralatan hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya,” kata Trump. Pun demikian, Trump berjanji akan menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Republik Islam Iran, di samping serentetan sanksi yang sudah diberlakukan AS setelah secara sepihak menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau kesepakatan nuklir Iran 2015 pada tahun 2018.
“Sanksi yang kuat ini akan tetap (dijatuhkan). Sampai Iran mengubah perilakunya,” tegas Trump, seperti dikutip Russia Today.
Sebelumnya, pasca merudal pangkalan militer AS, Republik Islam Iran memperingatkan ‘Setan Besar’ Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan serangan lebih dahsyat lagi jika Amerika cs kembali melakukan teror terhadap negaranya.
“Jika AS dan sekutunya melancarkan serangan lagi ke Iran, mereka akan menerima tanggapan yang lebih menyakitkan dan menghancurkan,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) memperingatkan, seraya menegaskan bahwa ‘rezim Zionis’ Israel tidak akan selamat.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei juga memberi peringatan keras kepada AS. “Jika kalian memukul, kalian akan dipukul balik,” tegas Khamenei memperingatkan, sebagaimana dilansir CNN, Rabu (8/1/2020). Khamenei menegaskan balasan dari Teheran bisa berkali-kali lipat lebih sakit jika AS melakukan teror terhadap negaranya.
Seementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif secara diplomatis berkomentar di Twitter-nya. Ia berujar, Teheran sudah mengambil tindakan pertahanan diri “yang proporsional”. Zarif menerangkan, Iran bertindak sesuai Piagam PBB, di mana mereka merespons “serangan pengecut” yang menargetkan warganya.
“Kami tidak menjadikan eskalasi yang berbuah perang. Tetapi, kami akan mempertahankan diri kami dari segala agresi,” tegasnya.
Sikap yang ditunjukkan kedua pemimpina negara (AS dan Iran), yang sama-sama mundur selangkah untuk menghindari perang dalam skala yang lebih besar, merupakan kabar gembira bagi masyarakat internasional, dunia merasa lega. Pasalnya terhindarnya perang terbukan antara Iran dan AS ini membuat dunia kembali stabil.