SinarPost.com, Baghdad – Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi pada Senin (30/12/2019) kemarin mengutuk serangan udara Amerika Serikat (AS) di pangkalan milisi Irak yang didukung Iran. Katanya serangan itu sebuah langkah yang dapat menjerumuskan Irak lebih jauh ke jantung konflik proxy antara AS dan Iran.
Militer AS melakukan serangan udara pada hari Minggu terhadap milisi Kataib Hezbollah dalam menanggapi pembunuhan seorang kontraktor sipil AS dan melukai sejumlah tentaranya dalam serangan roket di pangkalan militer Irak, yang ditempati pasukan AS.
Dalam serangan udara balasan AS itu, setidaknya 25 pejuang milisi terbunuh dan 55 luka-luka.
“Perdana menteri menggambarkan serangan Amerika terhadap pasukan bersenjata Irak sebagai serangan setan yang tidak dapat diterima yang akan memiliki konsekuensi berbahaya,” kata Abdul Mahdi sebagaimana dirilis kantor Perdana Menteri Irak.
Menlu AS Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah panggilan dengan Sekretaris Jenderal AS Antonio Guterres mengatakan bahwa serangan AS “bertujuan untuk menghalangi Iran.
Serangan udara itu akan memaksa Irak untuk mempertimbangkan kembali kerja sama dengan koalisi internasional pimpinan-AS melawan Negara Islam, Dewan Keamanan Nasional Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan.Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan akan memanggil duta besar AS di Baghdad untuk menyuarakan ketidaksetujuan Baghdad atas serangan tersebut.
Ketegangan meningkat antara Iran dan Amerika Serikat – dua sekutu utama Irak – sejak tahun lalu ketika Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang ditandatangani oleh kekuatan dunia (Rusia, AS, China, Prancis, Inggris, Jerman) dengan Teheran. AS kemudian menerapkan kembali sanksi terhadap Republik Islam Iran.
Pompeo baru-baru ini menyalahkan pasukan yang didukung Iran – yang membantu Baghdad mengubah daftar militan Negara Islam dan diintegrasikan ke dalam aparat keamanan Irak – untuk serangan terhadap pangkalan-pangkalan AS di Irak. Dia mengatakan serangan apa pun oleh Teheran atau proksi yang merugikan orang Amerika atau sekutu akan “dijawab dengan respons AS yang tegas.”
Para pejabat AS mengatakan Washington telah menunjukkan kesabaran di tengah meningkatnya provokasi dari Iran dan sekutu-sekutunya, tetapi sudah waktunya untuk membangun kembali pencegahan terhadap agresi.”Setelah begitu banyak serangan, penting bagi presiden untuk mengarahkan angkatan bersenjata kita untuk merespons dengan cara yang dipahami oleh rezim Iran,” kata perwakilan khusus AS untuk Iran Brian Hook dalam sebuah jumpa pers.
Iran membantah terlibat dalam serangan terhadap pasukan AS di Irak dan mengutuk serangan udara AS sebagai “terorisme”.
“Klaim ini tanpa bukti tidak dapat membenarkan pemboman dan pembunuhan orang yang melanggar hukum internasional,” kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei.
[Sumber : Reuters]