SinarPost.com, Ankara – Ancaman yang terus menerus dilontarkan Amerika Serikat (AS) terhadap Turki karena membeli dan menguji tembak rudal canggih S-400 Rusia mulai memantik kemarahan negara yang beribukota Ankrara ini.
Kemarahan Turki semakin memuncak setelah baru-baru in lahirnya resolusi Senat AS yang mengakui pembunuhan massal terhadap orang-orang Armenia seabad lalu sebagai genosida.
Menanggapi tekanan yang terus menerus dari Washington, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mulai marah kepada Amerika Serikat (AS) dan mengancam akan menutup dua pangkalan militer AS di wilayah Turki yang menampung sekitar 50 bom nuklir Amerika.
Dua pangkalan tersebut adalah Pangkalan Angkatan Udara Incirlik dan Pangkalan Radar Kurecik, yang keduanya terletak di barat daya Turki, dekat dengan perbatasan Suriah.
“Jika perlu bagi kami untuk mengambil langkah seperti itu, tentu saja kami memiliki wewenang… Jika ini diperlukan, bersama dengan delegasi kami, kami akan menutup Incirlik jika perlu. Turki juga dapat menutup pangkalan radar Kurecik jika perlu. Jika mereka mengancam kita dengan penerapan sanksi ini, tentu saja kita akan membalas,” ancam Erdogan yang berbicara diA Haber TV, sebagaimana dikutipReuters, Senin (16/12/2019).
Pangkalan Udara Incirlik merupakan satu dari enam lokasi penyimpanan hulu ledak nuklir Amerika di beberapa negara sekutu NATO. Diperkirakan ada 90 bom nuklir AS yang ditempatkan di beberapa negara sekutu NATO, termasuk Turki.
Erdogan sepertinya benar-benar marah terkait lahirnya resolusi Senat AS yang mengakui pembunuhan orang Armenia beberapa abad lalu sebagai genosida. Presiden Turki itu mengutuk keras resolusi tersebut, yang rentetan tekanan AS terhadap negaranya.