SINARPOST.COM, JAKARTA – Gubernur Papua Lukas Enembe turut buka suara soal kerusuhan yang terjadi di wilayahnya terkait perlakuan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Tercatat ada beberapa kerusuhan terjadi di wilayah Papua dan Papua Barat seperti di kawasan Manokwari, Timika, Jayapura, dan Sorong.
Saat ini kerusuhan di Provinsi yang dilanda konflik itu mulai teratasi. Kerusuhan pecah sejak Selasa (20/8/2019) pagi lalu di Kota Manokwari, yang selanjutnya meluas ke kota-kota besar lainya di Papua. Kerusuhan tersebut membuat Papua sempat mencekam, hingga kantor DPRD dan fasilitas publik lainnya di rusak dan dibakar massa.
Menanggapi adanya peristiwa tersebut, Gubernur Papua Lukas Enembe menuturkan kekecewaannya terhadap sikap masyarakat di luar Papua saat hadir di acara Mata Najwa. Lukas Enembe menyampaikan hal itu saat menjawab pertanyaan Najwa Shihab seputar permintaan maaf yang dilontarkan Gubernur Jawa Timur Khofifah.
“Pak Gubernur ada komentar mengenai permintaan maaf Ibu Khofifah dan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan ‘emosi boleh tetapi lebih baik saling memaafkan’, apa lagi yang seharusnya bisa dilakukan?” tanya Najwa Shihab dilansir TribunJakarta.com pada Kamis (22/8/2019).
Gubernur Papua lantas menuturkan, perbuatan mengenai rasisme sebenarnya dibenci oleh seluruh dunia. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa masyarakat Indonesia selama 74 tahun merdeka namun sikap terhadap masyarakat Papua belum berubah.
Baca : Rasisme Dibalik Kerusuhan di Papua
Perlakuan masyarakat di luar Papua itu, menurut Lukas Enembe sama seperti apa yang terjadi di masa lalu. “Ini sama seperti era kolonial. Apa bedanya?,” ungkap Gubernur Papua tersebut.
“Jadi karena kerap kali terjadi, ini pemicunya membuat yang lain terungkap?” tanya Najwa Shihab.
“Ini pemicu utamanya yang terjadi di Papua. Jadi saya pikir sudah 74 tahun merdeka, NKRI kita jaga, Bhineka Tunggal Ika dijaga. Dari Sabang – Merauke juga harus dijaga,” jelas Lukas Enembe.
Bahkan, Lukas Enembe menyatakan, penduduk di Papua sebenarnya merupakan multietnis. Kendati demikian, Lukas Enembe menilai masyarakat Papua belum di-Indonesiakan secara baik. “74 tahun merdeka, orang Papua masih juga belum di-Indonesiakan secara baik,” ucap Lukas Enembe.
Mendengar pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe, pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab tersentak. Lantas Najwa Shihab kembali mengulang apa yang dikatakan oleh Gubenur Papua Lukas Enembe dan menanyakan maksudnya.
“Belum di-Indonesiakan secara baik, apa maksudnya? Apa yang harus dilakukan untuk meng-Indonesiakan seseorang?” tanya Najwa Shihab.
“Sampai hari ini dalam pengertian, masyarakat Papua belum menerima rasa ke-Indonesiaan mereka. Persoalan di Papua itu cukup rumit,” pungkas Lukas Enembe.
[Sumber : Tribun Jakarta]