SINARPOST.COM, BANDA ACEH – Direktur Utama (Dirut) PT Bank Aceh Syariah (BAS), Haizir Sulaiman menuding karyawannya memiliki etos kerja yang tidak baik dimana budaya kerja para karyawan BAS sangat santai. Bahkan Haizir menyebut etos kerja karyawan BAS terkesan semi PNS.
“Selama ini, budaya kerja para karyawan BAS sangat santai, terkesan semi PNS. Sekarang nggak bisa lagi, harus profesional. Kalau karyawan BAS masih dengan budaya lama seperti itu, habis kita. Sekarang harus budaya baru, harus profesional. Tak becus, kita pecat,” kata Haizir Sulaiman pada kegiatan peringatan HUT ke-46 Bank Aceh Syariah (BAS), di kantor BAS, Jalan Mr Mohd Hasan, Batoh, Banda Aceh, pada Selasa (6/8/2019) kemarin.
Ancaman pemecatan itu ditegaskan Haizir sebagai upaya membenahi kultur atau budaya kerja para karyawan BAS, yang santai layaknya semi PNS.
Pernyataan Direktur Bank Aceh Syariah yang menyalahkan karyawan dengan tudingan bekerja santai dan terkesan semi PNS menuai tanggapan dari kalangan birokrasi atau PNS. Salah satunya datang dari Kepala Dinas Pendidikan Dayah Provinsi Aceh Aceh, Usamah Elmadny.
Usamah mengkritik Dirut Bank Aceh Syariah (BAS) itu lewat sebuah tulisan singkat yang diunggah di laman Facebook miliknya. Dalam postingan yang diberi judul “Dirut Panik, Lalu Menghina” itu, Usamah mencibir pernyataan Dirut BAS di atas dengan istilah ‘tidak bernurani’.
Usamah juga mempertanyakan landasan Dirut BAS yang menyalahkan staf dan mengaitkan dengan PNS yang selama ini telah menopang bank yang dipimpinnya itu.
“Apakah staf Anda saja yang salah, dan Anda sama sekali tidak berdausa, ketika tata kelola BAS seperti hari ini. Kenapa anda menyalahkan staf, dan menghina PNS yang selama ini menopang karir bankir Anda?,” tanya Usamah.
“Memang Dirut BAS selama ini sudah sangat profesional? Apa hebatnya kalau cuma kelola kas Pemda, dan investasinya dalam bentuk kredit untuk PNS dengan jaminan SK PNS. Sebagai bankir, anda lebih dominan sebagai “bendahara” Pemda, kerja santai dan cari aman,” sindir Usamah.
Kadis Dayah Aceh tersebut juga mencibir Dirut Bank Aceh Syariah (BAS) dengan menyebutnya tidak lebih profesional dari Dirut Koperasi. “Kualitas staf yang Anda pimpin menunjukkan kualitas Anda sebagai pemimpin,” tegasnya.
“Saya kira ini pernyataan tidak bernurani. Mencoba menyelamatkan diri ketika ada masalah, dengan menyalahkan staf. Kalau Anda menyalahkan staf dan mengancam pecat, kita kira di pundak Anda juga ada beban kesalahan, dan Anda juga berpeluang dipecat. Lidah Anda telah melukai hati PNS. Anda hebat !. Dengan sadar Anda telah menghina dan melukai hati mayoritas nasabah Anda,” tutup Usamah.
Apa yang disampaikan Kadis Dayah Aceh itu tentunya cukup beralasan. Pasalnya Dirut Bank Aceh Syariah (BAS) Haizar Sulaiman menyalahkan sepenuhnya karyawan terkait bobroknya Bank Berplat Merah itu. Haizir seakan lepas tangan terhadap “muka buruk” Bank Aceh Syariah dengan menyebut para karyawan bekerja santai, padahal dia sendiri adalah Direktur Utamanya. Dirut dan karyawan sejatinya adalah satu kesatuan yang apabila buruk kinerja PT BAS, secara moral Direktur Utama lah orang pertama yang bersalah.
Belum lagi pernyataan Haizar Sulaiman yang mengaitkan etos kerja buruk karyawannya dengan PNS. Seperti disinggung di atas, Haizir menyebut bahwa karyawan PT Bank Aceh Syariah bekerja santai, terkesan semi PNS. Pernyataan seperti ini bisa saja ditafsirkan kalau PNS selama ini memiliki etos kerja yang buruk, yakni bekerja santai-santai alias tidak serius.