SINARPOST.COM, IRAN – Upaya Amerika Serikat (AS) dalam membentuk koalisi militer maritim internasional untuk menghadapi ancaman Iran di teluk Persia dan Selat Hormuz mengalami jalan buntu. Sejumlah negara Eropa dan Asia menolak ajakan AS — yang disebut Washington — sebagai upaya mengamankan perairan internasional itu.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyoroti kegagalan washington itu sebagai keterasingan AS di panggung internasional. Zarif mengatakan Washington telah sendirian dan bahkan tidak dapat membentuk aliansi militer untuk menekan negaranya.
“… AS sendirian di dunia saat ini,” kata Zarif kepada wartawan dalam konferensi pers di Teheran, seperti dikutip kantor berita Tasnim, Senin (5/8/2019).
“AS tidak dapat membentuk koalisi di wilayah-wilayah yang diklaimnya sebagai negara adikuasa seperti wilayah militer,” tambah diplomat top Iran itu.
Zarif menyindir AS dengan menyebut bahwa negara-negara lain merasa malu menyandingkan nama mereka bersama Washington. “Negara-negara lain malu untuk memiliki nama mereka pada daftar di sebelah AS,” katanya, seraya menambahkan bahwa di mana pun Amerika mengerahkan pasukannya, mereka gagal.
Zarif juga mencontohkan kegagalan Amerika seperti di Afghanistan. “Sekarang, 18 tahun setelah mereka menyerbu Afghanistan, mereka dipaksa untuk bernegosiasi dengan Taliban dengan penghinaan,” ungkapnya.
“Era (AS menjadi) negara adikuasa dan intimidasi telah berakhir,” kata Zarif, menambahkan bahwa pernyataan itu tidak berarti bahwa Republik Islam memiliki konflik dengan masyarakat AS.
Hal tersebut diungkap Zarif setelah laporan dalam beberapa hari terakhir bahwa AS merasa kesulitan untuk membangun koalisi maritim di Teluk Persia bersama sekutu Eropa dan Asia.
Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan negaranya dengan hati-hati menimbang permintaan Amerika Serikat untuk bergabung dengan koalisi.
Pada hari Jumat, surat kabar Mainichi seperti dikutip Tasnim memberitakan, Pemerintah Jepang tidak akan bergabung dengan misi Amerika, dengan menyebut bahwa mereka dapat mengirim kapal perangnya secara independen untuk melindungi kapal-kapal Jepang di arteri minyak paling penting di dunia itu (teluk Persia).
Sementara Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas baru-baru ini juga mengatakan hal yang sama, bahwa negara itu tidak akan berpartisipasi dalam misi angkatan laut bentukan AS.