SINARPOST.COM, IRAN | Juru Bicara Pemerintah Iran, Ali Rabiei mengatakan bahwa Iran akan mematuhi kewajiban nuklirnya selama Eropa tetap pada tugasnya untuk memungkinkan Teheran mengambil keuntungan dari manfaat ekonomi.
“Semua tindakan nuklir Iran adalah untuk menyelamatkan kesepakatan selama pihak-pihak lain berpegang teguh pada tingkat yang sama dengan Iran,” tegas Ali Rabiei mengutip dari laman Kantor Berita Iran, IRNA, Selasa (9/7/2019) yang mengacu pada negara-negara perjanjian nuklir Iran Tahun 2015, yakni Inggris, Prancis, Rusia, China, plus Jerman.
Sementara Amerika Serika (AS) dibawah Pemerintahan Trump telah mengkhianati perjanjian nuklir tersebut, dengan menarik diri pada Mei 2018. Kemudia AS memberlakukan sanksi secara sepihak terhadap Iran hingga kedua negara berada di ambang perang, yang puncaknya saat Iran menembak jatuh pesawat canggih tanpa awak Amerika di atas Selat Hormuz.
Setelah bersabar selama satu tahun atas pemberlakuan sanksi sepihak AS, dan gagal mendapat keuntungan dari perjanjian nuklir 2015, Iran secara perlahan mulai menarik diri dari kepatuhannya terhadap perjanjian itu. Iran juga mulai meningkatkan pengayaan uranium di atas 3,67 persen (batas yang disepakati tahun 2015) sehingga Negara Para Mullah itu lebih dekat terhadap pengembangan bom nuklir, sesuatu yang sangat ditakutkan oleh Eropa, AS dan Israel.
Langkah tersebut dilakukan Iran setelah 60 hari ultimatum ke Jerman, Prancis dan Inggris (tiga penandatangan perjanjian nuklir Eropa) untuk melawan tekanan dan sanksi sepihak AS, serta menormalkan hubungan dagang mereka dengan Teheran.
Berbicara di sela-sela upacara untuk merayakan Hari Koperasi Internasional serta peringatan 25 tahun pembentukan Kamar Koperasi Iran, pejabat itu menekankan bahwa AS mundur dari kesepakatan nuklir untuk meluncurkan perang melawan Iran karena rakyat Iran kokoh di belakang Pemerintah Iran yang dikuasai oleh kalangan ulama.
Dalam fase pertama untuk mengurangi komitmennya, Iran mengatakan akan mulai memperkaya uranium sebanyak yang dibutuhkan dan kemurnian lebih dari 3,67%. Teheran juga mengumumkan akan memodernisasi reaktor air berat Arak, menghentikan rencana untuk mengubahnya menjadi fasilitas penelitian nuklir.
Langkah-langkah Iran akan menjadi respons yang tepat terhadap kegagalan Eropa untuk melanjutkan hubungan komersialnya dengan Teheran.
Ketiga negara Eropa tersebut mendirikan Special Purpose Vehicle (SPV) yang disebut Instrumen dalam Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX) untuk melanjutkan perdagangan dengan Iran di tengah sanksi AS dan tekanan ekonomi. Saluran keuangan yang dibuat pada bulan Januari itu belum menyelesaikan transaksi dengan Iran sejauh ini.
Iran membuat sistem paralel, yang disebut Perdagangan Khusus dan Instrumen Pembiayaan antara Iran dan Eropa (STFI), untuk memfasilitasi perdagangan antara kedua pihak.
Otoritas Iran dan Eropa mengatakan kedua perusahaan sedang memproses satu atau dua kesepakatan percontohan.