SinarPost.com, Jakarta – Sosok Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang terus diperbincangkan. Saat ini belum ada nama tunggal yang akan mendampingi Anies sebagai Cawapres.
Seperti diketahui Anies Baswedan telah diusung sebagai Calon Presiden (Capres) oleh Partai NasDem, Demokrat dan PKS. Ketiga partai ini membentuk koalisi perubahan yang baru-baru ini dinamakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
KPP merupakan koalisi gabungan antara partai oposisi (Demokrat dan PKS) serta partai pendukung Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf (NasDem) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Ketiga partai ini mencapai kesepakatan politik untuk mengusung Anies Baswedan pada gelaran Pilpres 2024 mendatang.
Namun ironinya, ketiga partai ini belum mencapai kesepakatan tentang sosok Cawapres yang akan mendampingi Anies. Diketahui Anies adalah Capres dari Partai Nasdem, sehingga Demokrat bersikeras Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres.
Sementara PKS menyodorkan kadernya, Ahmad Heryawan (Aher) sebagai Cawapres. Aher adalah Gubernur Jawa Barat dua periode (2008-2018). Namun seiring berjalannya waktu, PKS mulai membuka diri dengan menyebut beberapa nama yang layak sebagai Cawapres untuk mendampingi Anies.
Setelah sebelumnya menyebut sosok diluar kadernya, seperti Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa hingga Menko Polhukam Mahfud MD sebagai Cawapres potensial untuk Anies, kini PKS juga menyebut bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bisa menjadi pasangan Anies.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi, menyusul kedatangan Airlangga ke kediaman mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Aboe Bakar Alhabsyi menyebut Airlangga bisa menjadi Cawapres Anies di Pilpres 2024. “Sangat mungkin terjadi tapi itu dalam posisi pembicaraan yang masih panjang, yang namanya politik sangat dinamis,” katanya di kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (1/5/2023).
Namun menurutnya, hal ini masih butuh pembicaraan panjang mengingat dinamika politik yang dinamis. Terkait eksistensi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Aboe Bakar menegaskan KPP akan tetap utuh dengan mengusung Anies. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Demokrat, AHY, usai pertemuan Airlangga dan SBY.
Artinya Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) akan tetap pada prinsip dan kokoh dalam mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden, namun terbuka jika Partai Golkar ingin bergabung. Meski ada potensi duet Anies – Airlangga, kemungkinan hal ini baru akan tercapai menjelang pendaftaran Capres-Cawapres.
Untuk diketahui, Partai Golkar punya koalisi sendiri, yaitu Koalisi Indonesia Bermartabat (KIB) yang dibentuk bersama Partai PPP dan PAN. Namun saat ini PPP telah merapat ke PDIP dengan ikut mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden. PAN juga mulai menunjukkan geliat merapat ke poros PDIP yang turut andil Presiden Jokowi didalamnya.
Di sisi lain, Partai Golkar yang punya nama besar dan juga pemenang kedua di Parlemen, rasanya tidak mau hanya sekedar menjadi pengekor. Di sini lah Golkar mulai melakukan manuver “berbalik kiri” termasuk menyambangi kediaman mantan Presiden RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY, yang diketahui punya latar belakang tidak harmonis dengan rezim Jokowi yang dikomandoi PDIP.
Namun masalahnya Partai Golkar juga tidak ingin bergabung dengan KPP hanya sekedar untuk pelampiasan pasca dikhianati PPP. Airlangga selaku Ketua Umum Golkar pasti mengincar posisi Cawapres, untuk menjaga marwah yang telah dinobatkan oleh pastinya sebagai Calon Presiden.
Problemnya apakah Demokrat akan melunak dengan merestui Cawapres Anies ke Airlangga?. Di sisi lain, Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat, PKS) rasanya juga perlu mencari sosok dari luar koalisi sebagai Cawapres Anies jika ingin menang melawan gembong PDIP yang telah mengusung Ganjar sebagai Calon Presiden serta Gembong Gerindra yang saat ini masih mempertahankan nama Prabowo Subianto sebagai Capres.
Jika Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan, tentu akan semakin memperkuat kekuatan KPP untuk memenangkan Anies Baswedan. Meski Airlangga tidak memiliki elektabilitas kuat seperti Anies, Ganjar dan Prabowo, namun melihat Golkar sebagai pemenang kedua di Parlemen dengan 17 juta pemilihnya, ini juga menjadi modal besar bagi Airlangga untuk meyakinkan posisi Cawapres pendamping Anies.
Namun yang namanya politik tentu saja sangat dinamis. Semuanya bisa terjadi, dan yang saat ini sudah terbentuk juga tidak tertutup kemungkinan akan berubah. Hanya waktu yang akan membuktikan.
[Red]