SinarPost.com – Robert David Steele, mantan perwira Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat mengatakan Israel sengaja membunuh ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh untuk memprovokasi Iran perang terbuka. Israel berharap tindakannya itu dapat menarik Iran untuk membalaskan dendam atas kematian Fakhrizadeh.
Seperti diketahui, ilmuwan nuklir Iran terkemuka Mohsen Fakhrizadeh tewas dalam serangan teror di dekat kota Teheran pada hari Jumat lalu. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong akibat terluka dalam serangan tersebut.
“Saya cukup yakin ini dilakukan oleh Zionis Israel dengan maksud memprovokasi serangan balik Iran yang akan mengarah pada perang terbuka,” kata David dalam sebuah wawancara yang dilakukan Tasnim News Agency, Senin (30/11/2020).
Saat ditanya apakah Iran berhak untuk membalas dan membawa pelaku ke pengadilan, Steele menuturkan setiap negara memiliki hak untuk membalas dan mempertahankan kedaulatannya dalam segala hal.
Namun dia berharap, seperti dalam kasus kematian Jenderal Qassem Soleimani di Irak, bahwa Iran tidak benar-benar membalas yang mengarah pada perang terbuka. “Saya memberi hormat kepada Pemimpin dan Iran karena tidak bereaksi pada saat itu,” katanya, merujuk atas pembunuhan Qassem Soeleimani.
Iran sejatinya sempat membalas atas kematian pemimpin pasukan Al-Quds tersebut dengan menghujani beberapa rudal ke pangkalan militer AS di Irak, yang mengakibatkan puluhan tentara AS mengalami cedera otak, namun tensinya berhasil direda sehingga tidak memunculkan reaksi serangan balasan dari AS.