SinarPost.com – Diego Maradona, salah satu legenda sepakbola dunia asal Argentina telah meninggal dunia karena serangan jantung. Maradona meninggal pada Rabu (25/11/2020) malam WIB di usia 60 tahun di negara asalnya.
Kepergian Maradona meninggalkan duka bagi pecinta sepakbola di dunia, khususnya Argentina yang memberikan penghargaan tiga hari berkabung nasional. Duka mendalam juga datang dari Napoli, yang sempat berjaya selama diperkuat Diego Maradona, serta Kuba yang mantan pemimpinnya Fidel Castro punya hubungan dekat dengan Maradona.
Tak dipungkiri, di lapangan hijau Maradona adalah salah satu pemain terbaik di masanya. Ia sukses mempersembahkan trophy Piala Dunia 1986 di Mexico untuk negaranya, Argentina.
Tentu saja yang paling diingat dari Maradona adalah ketika mencetak gol ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986 lewat tangan tanpa terlihat oleh sang pengadil lapangan (wasit). Karena gol inilah kemudian Maradona dijuluki dengan sebutan “Si Tangan Tuhan”.
Terlepas dari kehebatannya di lapangan hijau, ternyata ada sisi lain yang menarik dari sosok Maradona. Ya, Maradona ternyata pengagum berat Fidel Castro, Pemimpin Kuba yang berkuasa tahun 1976 hingga 2008 serta tokoh revolusi kelahiran Argentina, Che Guevara.
Castro dan Guevara adakah dua tokoh ikonik dari Amerika Latin yang berhaluan kiri dan berpaham sosialis. Selama hidupnya, kedua tokoh tersebut dikenal gencar melakukan perlawanan terhadap imperialisme Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan antek-anteknya di Amerika Latin.
Oleh para pendukungnya, Castro dan Guevara dianggap sebagai pahlawan yang menentang imperialisme-kapitalisme. Bahkan secara khusus, Fidel Castro dinobat sebagai pahlawan Sosialisme yang berhasil memperjuangkan keadilan ekonomi dan sosial serta mempertahankan kemerdekaan Kuba dari imperialisme Amerika Serikat.
Meski oleh pemimpin dan negara-negara kapitalis menempatkan Castro sebagai tokoh kontroversial yang berpaham komunis, namun legenda sepakbola Argentina Diego Maradona bersahabat dekat dengan Castro. Bahkan Maradona menyebut persahabatannya dengan Castro sebagai seorang Ayah dan Anak. Begitulah gambaran kedekatan Maradona dengan mantan pemimpin Kuba itu.
Maradona pertama kali bertemu Castro pada tahun 1987 dan sejak saat itu menjalin persahabatan yang baik. Castro bahkan mengizinkan Maradona berobat di Kuba guna mengatasi ketergantungan obat-obatan yang dialaminya pada tahun 2000. Selama empat tahun Maradona menjalani rehabilitasi di Havana.
Kecintaan Maradona kepada Castro dibuktikan dengan tersematnya tato wajah El Commandante – julukan Fidel Castro – di kaki kirinya. Maradona bahkan tak malu mengakui sosok Castro sudah seperti ayah kedua baginya.
“Dia membukakan pintu Kuba untuk saya ketika klinik di Argentina menutup diri karena mereka tidak ingin kematian Maradona di tangan mereka,” kata Maradona, dilansir dari Reuters.
Ketika Castro meninggal pada 25 November 2016, Maradona langsung terbang ke Kuba untuk melayat. Dia sangat terpukul dengan kabar meninggalnya sosok panutannya tersebut.
“Saya menangis tak terkendali. Setelah meninggalnya ayah saya, ini adalah kesedihan terdalam yang saya alami,” ujarnya pada 2016.
Karena kedekatan tersebut, Kuba langsung menyampaikan ucapan duka cita begitu mengetahui Maradona meninggal dunia. Uniknya, Castro dan Maradona menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal yang sama, yakni 25 November. Castro sendiri meninggal dunia tahun 2016.