SinarPost.com – Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan empat drone MQ-9 Reaper ke Taiwan. Paket tesebut merupakan yang terbaru yang dijual AS ke Taiwan. Sebelumnya Pemerintahan Trump telah menjual paket senjata senilai Rp 61,1 triliun ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Selasa (3/11/2020) mengumumkan telah menyetujui penjualan empat drone bersenjata canggih itu ke Taiwan.
Penjualan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper senilai $ 600 juta atau Rp 8,7 triliun itu akan memperkuat kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian Taiwan.
Penjualan itu akan membantu “upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel,” kata departemen itu.
Transaksi alutsista canggih tersebut diyakini akan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi, dan kemajuan di kawasan itu. Terutama dalam menghadapi ancaman China yang terus meningkat.
Transfer senjata ke Taiwan adalah penjualan pertama sejak pemerintahan Trump melonggarkan kebijakan AS untuk membatasi ekspor teknologi drone yang canggih.
Penjualan drone itu juga merupakan paket senjata terbaru di antara paket senjata yang telah dijual sebelumnya ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir, bernilai $ 4,2 miliar (Rp 61,1 triliun).
Paket senjata lainnya meliputi 400 rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat yang dibuat oleh Boeing, 100 stasiun rudal jelajah, peluncur roket berbasis truk, rudal Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER), dan peralatan terkait lainnya.
Pemerintah Taiwan pada Rabu (04/11) menyampaikan terima kasih kepada AS atas penjualan empat drone canggih tersebut.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan “rasa terima kasih yang tulus” kepada AS atas penjualan senjata tahap akhir ini.
Juru bicara Kantor Kepresidenan Taiwan Xavier Chang mengatakan bahwa kesepakatan itu memenuhi tuntutan Taiwan dan membantu meningkatkan kemampuan pertahanan nasional.
Penjualan paket senjata itu membuat China marah besar. Beijing telah berulang kali mengancam akan menarik kembali Taiwan ke dalam ”pangkuannya” dan mengisyaratkan akan melakukannya secara paksa jika perlu.
Dalam beberapa bulan terakhir, China telah melakukan simulasi pendaratan amfibi dan menerbangkan jet tempur ke wilayah udara Taiwan.
Sumber : DW.com