SinarPost.com, Baku – Pasukan Azerbaijan kembali menembak jatuh lima pesawat tak berawak atau drone milik angkatan bersenjata Armenia. Hal itu diumumkan langsung oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Jumat (23/10/2020).
“Dua drone Armenia dihancurkan oleh unit-unit pertahanan udara dan dua lagi dijatuhkan dengan peralatan khusus antara pukul 3 pagi dan 9 pagi,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip SinarPost.com dari Anadolu Agency.
UAV kelima “yang mencoba terbang ke arah wilayah Aghjabedi” dijatuhkan pada pukul 12 malam,” sambung Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Dengan demikian, lanjut kementerian itu, sejak Selasa atau dalam seminggu ini, pasukan Azerbaijan telah menembak jatuh tujuh drone Armenia.
Perang antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh terus berlanjut dengan intensitas yang berbeda-beda, meski telah gencatan senjata telah disepakati oleh kedua negara.
Sejak bentrokan meletus pada 27 September lalu, Armenia berulang kali menyerang posisi warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar dua gencatan senjata kemanusiaan dalam dua pekan terakhir.
Gencatan senjata kemanusiaan terbaru di Nagorno-Karabakh – wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional namun diduduki Armenia, mulai berlaku Sabtu lalu. Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua dari Majelis Umum PBB, serta organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan Armenia dari wilayah pendudukan.
Secara total, sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan – termasuk Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah yang berdekatan – berada di bawah pendudukan Armenia secara ilegal selama hampir tiga dekade.
Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Minsk Group – diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS – dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disetujui pada tahun 1994.
Kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, telah menyerukan gencatan senjata yang baru dan bertahan lama. Turki, sementara itu, telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.