SinarPost.com, Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendesak Arab Saudi untuk mengambil bagian dalam diplomasi di kawasan itu dengan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, sebagaimana yang dilakukan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Sebelumnya, UEA dan Bahrain pada Agustus lalu secara mengejutkan memulai normalisasi hubungan dengan Israel, yang disponsori oleh AS. Normalisasi yang dikenal sebagai bagian dari Persetujuan Abraham menuai kontroversi, terutama Palestina yang mengkritik habis UEA dan Bahrain dengan menyebutnya sebagai pengkhianat.
“Kami juga berharap Kerajaan (Saudi) akan mendorong pihak Palestina untuk kembali berdialog dan bernegosiasi dengan Israel,” kata Pompeo menyusul pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud, pada Rabu (14/10/2020).
“Melakukan hal itu hanya akan menambah kemajuan luar biasa Kerajaan dalam mempromosikan perdamaian dan kemakmuran regional di banyak bidang,” lanjut Pompeo.
Terkait musuh bebuyutan Saudi, yaitu Republik Islam Iran, Pompeo menegaskan kembali posisi lamanya dengan menyebut Iran sebagai kekuatan jahat di wilayah tersebut.
Washington dan Riyadh menyalahkan Teheran setelah serangan pesawat tanpa awak terhadap perusahaan minyak terbesar dunia, Saudi Aramco, yang menyebabkan penurunan produksi 6 persen dalam produksi global dan lonjakan 20 persen harga minyak mentah pada September 2019.
Kerajaan menghabiskan USD68 miliar untuk pertahanan pada 2018, peringkat ketiga terbesar dalam pengeluaran anggaran setelah AS dan China. Namun, Riyadh mendapat kritikan dari investor di seluruh dunia di tengah masalah keamanan setelah serangan drone di Aramco.
“AS mendukung program penjualan senjata yang kuat ke Arab Saudi, sebuah upaya yang membantu Kerajaan (Saudi) melindungi warganya dan mempertahankan urusan Amerika,” kata Pompeo.
Presiden AS Trump menandatangani kesepakatan dengan Arab Saudi pada Mei 2017 sebesar USD110 miliar untuk penjualan senjata langsung dan USD350 miliar selama 10 tahun.
“Rezim Iran terus memberikan dukungan finansial dan material kepada kelompok teroris, termasuk di Yaman di mana Houthi telah meluncurkan lebih dari 300 rudal balistik dan drone buatan Iran menuju Saudi,” kata Al Saud.
Pada 2018 Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Iran yang bersejarah. Pemerintahan Trump dituduh mengabaikan pelanggaran berat hak asasi manusia di Arab Saudi oleh para pendukung utama Partai Demokrat dan kelompok hak asasi internasional.
Sumber : Anadolu Agency