SinarPost.com, Baku – Pasukan Azerbaijan berhasil menghancurkan sistem rudal S-300 Armenia dalam bentrokan yang terjadi di Karabakh, wilayah yang disengketakan kedua negara. Klaim tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Rabu (30/9/2020).
“Selama pertempuran kemarin di wilayah pemukiman Shushakend di distrik Khojaly (Martuni), sistem rudal anti-pesawat S-300 milik musuh dihancurkan,” kata pernyataan kementerian itu, sebagaimana dilansir kantor berita Rusia, TAAS.
Armenia, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan, berusaha untuk mendapatkan kembali posisi yang hilang dengan memusatkan pasukan tambahan ke arah Matagiz dan pada Rabu pagi berusaha menyerang. Namun upaya Armenia ini berhasil digagalkan, dan pasukan Azerbaijan melakukan serangan balik untuk menetralkan lawan.
“Pertempuran sengit berlanjut,” kata kementerian itu. Ia juga melaporkan bahwa banyak korban dari pihak Armenia selama pertempuran sengit meletus, terhitung sejak 27 September hingga Rabu (30/9) pagi tadi.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada hari Selasa telah memperingatkan bahwa angkatan bersenjata negara itu akan menghancurkan sistem rudal pertahanan udara (ADMS) Armenia S-300 jika mereka muncul di Nagorno-Karabakh.
Baku mengatakan bahwa Armenia telah menembaki posisi tentara Azerbaijan, dan Yerevan pada gilirannya, mengklaim bahwa Angkatan Bersenjata Azerbaijan telah melancarkan serangan ke arah Nagorno-Karabakh, menembaki daerah berpenduduk, termasuk ibu kota, Stepanakert.
Kedua belah pihak telah melaporkan adanya korban, termasuk di antara warga sipil. Otoritas Armenia telah mengumumkan darurat militer dan mengumumkan mobilisasi pasukan. Azerbaijan juga mengumumkan darurat militer di seluruh wilayahnya.
Pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia memasuki hari keempat pada hari Rabu dalam letusan terbesar dari konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun sejak gencatan senjata tahun 1994. Nagorno-Karabakh adalah wilayah sengketa di Azerbaijan dan dikendalikan oleh etnis Armenia.
Ia memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang pada tahun 1990-an tetapi tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka. Pertempuran telah menyebar ke luar perbatasan wilayah yang disengketakan, mengancam akan meluap menjadi perang habis-habisan antara bekas republik Soviet.
Puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka sejak gelombang baru pertempuran meletus Minggu. Sementara itu, upaya diplomatik sedang dilakukan untuk menghentikan pertempuran, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan penghentian segera bentrokan.
2.300 Tentara Armenia Dinetralkan
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Azerbaijan sebagaimana dilansir Al Jazeera melaporkan, sebanyak 2.300 tentara Armenia telah dinetralkan. Jumlah tersebut baik terbunuh atau terluka oleh pasukan Azerbaijan sejak konflik antara kedua negara dimulai pada hari Minggu lalu.
Pernyataan kementerian itu juga menambahkan bahwa 130 tank dan kendaraan lapis baja, lebih dari 200 sistem artileri dan rudal, sekitar 25 sistem pertahanan udara, enam zona komando dan observasi, lima depot amunisi, 50 senjata anti-tank, dan 55 mobil, juga dihancurkan oleh Pasukan Azerbaijan.