SinarPost.com – Konvoi besar militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan memasuki Suriah timur laut minggu ini, membawa serta puluhan truk dan kendaraan lapis baja ke Provinsi Al-Hasakah.
Pergerakan militer AS dalam skala besar ke Suriah timur terjadi beberapa hari setelah pasukan AS terlibat insiden dengan pasukan Rusia, dimana konvoi pasukan AS dan Rusia saling bertabrakan. Dalam kejadian tersebut, sejumlah tentara AS dilaporkan terluka. Pejabat AS langsung menyalahkan Rusia dalam insiden ini.
Menurut laporan lokal dari Al-Hasakah sebagaimana dilansir Al Masdar News, Rabu (2/9/2020), lebih dari 60 truk dan kendaraan lapis baja milik Koalisi Internasional pimpinan AS memasuki wilayah Suriah melalui Al-Walid yang menghubungkannya dengan Kegubernuran Niniwe Irak.
Konvoi militer AS dikatakan telah dikerahkan ke salah satu pangkalannya di dalam Kegubernuran Al-Hasakah, Suriah. Ini adalah konvoi militer AS kedua yang memasuki Suriah timur laut dari negara tetangga Irak dalam seminggu terakhir atau pasca insiden tabrakan dengan pasukan Rusua.
Militer AS dan tentara Rusia saat ini terlibat dalam konflik seperti “Perang Dingin” mini di timur laut Suriah, yang berpuncak pada pekan lalu dalam kecelakaan kendaraan bermotor di dekat kota perbatasan Al-Malikiyah.
Insiden ini membuat masalah menjadi lebih sulit bagi Koalisi pimpinan AS. Mmereka menghadapi ancaman dari Suku Al-Akidat, yang saat ini menuntut penarikan pasukan Amerika. Selain itu pasukan AS juga menciptakan permusuhan dengan pasukan Suriah, yang sebelumnya menerobos pos pengamanan militer Suriah sehingga terlibat baku tembak.
Pasukan AS di Suriah hadir secara ilegal dan kerap beroperasi di dekat pasukan Rusia yang secara resmi diundang oleh Presiden Suriah Bashar Al-Assad, tetapi insiden tabrakan minggu lalu pertama kalinya pasukan AS terluka saat berhadapan dengan pasukan Rusia.
Rusia telah lama memprotes kehadiran pasukan AS di Suriah yang bekerja sama dengan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin kelompok Kurdi untuk memerangi sisa-sisa ISIS, serta pasukan pemberontak yang berusaha menggulingkan Pemerintahan Suriah Bashar Al-Assad. Moskow secara khusus memprotes kehadiran pasukan AS dan Kurdi di sekitar ladang minyak Suriah, yang digunakan Pasukan Demokrat Suriah untuk mendanai operasi dan inisiatif pendirian pemerintahannya.