SinarPost.com, Damaskus – Ketegangan antara pasukan Rusia dan tentara Amerika Serikat (AS) di Suriah kembali terjadi. Bila sebelumnya kejar mengejar antara pasukan dua negara adidaya itu hanya berakhir adu mulut, kini langsung terlibat insiden. Kenderaan tempur Rusia dan AS dilaporkan mengalami tabrakan.
Dalam kejadian tersebut, sejumlah tentara Amerika dilaporkan terluka setelah tabrakan dengan konvoi militer Rusia di Suriah timur pada Selasa waktu setempat. AS langsung menyalahkan Rusia dalam insiden tersebut, dengan menyatakan pasukan Rusia telah melanggar protokol de-konflik.
“Sekitar pukul 10 pagi (waktu Suriah) pada 25 Agustus, patroli keamanan rutin Koalisi Anti-ISIS bertemu dengan patroli militer Rusia di dekat Dayrick, di timur laut Suriah,” ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Ullyott.
“Selama interaksi ini, sebuah kendaraan Rusia menghantam Kendaraan Penyergapan Anti-Ranjau (M-ATV) AS yang menyebabkan cedera pada awak kendaraan. Untuk meredakan situasi, patroli koalisi AS kemudian meninggalkan daerah itu,” sambungnya, seperti dilansir Tass, Kamis (27/8/2020).
Pejabat AS mengatakan bahwa insiden itu terjadi ketika salah satu kendaraan lapis baja Rusia tampaknya sengaja bertabrakan dengan kendaraan militer Amerika. Insiden ini menyebabkan sejumlah tentara AS menderita cedera seperti gegar otak. Laporan awal menunjukkan sebanyak empat tentara AS mungkin terluka.
Meski pejabat pimpinan militer AS di tingkat tertinggi telah mengetahui insiden tersebut, namun Pentagon masih belum secara terbuka mengakui bahwa tentara Amerika terluka. Beberapa pejabat AS yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa Gedung Putih mencegah Pentagon untuk secara terbuka mengonfirmasi insiden di Suriah itu.
Pasukan militer AS di Suriah hadir secara ilegal dan sering kerap beroperasi di dekat pasukan Rusia yang secara resmi diundang oleh Pemerintahan Suriah Bashar Al-Assad, tetapi ini diyakini pertama kalinya pasukan AS terluka saat berhadapan dengan pasukan Rusia.
Rusia telah lama memprotes kehadiran pasukan AS di Suriah di mana mereka terutama bekerja dengan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin kelompok Kurdi untuk memerangi sisa-sisa ISIS. Moskow secara khusus memprotes kehadiran pasukan AS dan Kurdi di sekitar ladang minyak Suriah, yang digunakan Pasukan Demokrat Suriah untuk mendanai operasi dan inisiatif pemerintahannya.