SinarPost.com, Aceh Utara – Rumah berekonstruksi permanen dengan dinding, atap dan lantainya yang porak poranda diterjang timah panas di Gampong Lhok Geulituet, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara itu, kini menjadi saksi bisu kelamnya masa konflik.
Rumah yang hancur akibat konflik itu terlihat dalam video yang berdurasi 2 menit 44 detik yang dikirim via WhatsApp ke media ini pada Kamis, (20/8/2020). Dalam video itu, terlihat Ketua BRA sedang berbicara dengan salah seorang wanita paruh baya yang sedang berkata bahwa dirinya sedang sakit. Wanita itu adalah Aminah, istri dari Alm. Abdullah pemilik rumah tersebut. Tempat tinggalnya sekarang hanya beberapa meter dari bangunan rumahnya yang rusak parah pasca dibombardir saat terjadi kontak tembak antara GAM dengan aparat keamanan pada 6 Juni 2005 silam.
Saat ia sedang berbicara dengan ketua BRA, di saat bersamaan terdengar suara orang yang sedang memvideokan percakapan mereka itu seraya bertanya “Jadi bu, harapan droneuh karena ketua BRA katrok keuno u tempat, putra na aspirasi droneuh? Ci neu jelaskan bak gop nyan kiban?” (Jadi bu, karena ketua BRA sudah sampai kesini, apa harapannya? Coba ibu jelaskan sama beliau) kata orang yang sedang merekam itu.
Sambil bergetar ibu Aminah menajawab, “Teuman kiban kunak peugah? Seubab ilong koen dumpat na kulake koen. Ilong dumpat na kulake, seubab koen wate nyan. Nyoe nyompat kuduek, hana meuteungeut teuh wate angen angen, han teungeut teuh, pat ta adu nasib? Kuneuk peuget, long ka bale, na biok ka ku weuk weuk ngon aneuk, euh. Nam thon long ka bale, nadak kuh baronyan peut thon, man yoh nadak kuh, koen abeh chit peng keu ubat? Muka muka kuh seb suuem batok kuh.” (Harus saya bilang gimana? Tanya ibu aminah. Sebab sudah dimana-mana saya minta, karena waktu itu. Sekarang disini saya tinggal, tidak bisa tidur kalau ada angin tiba-tiba, susah buat tidur. Dimana harus saya adu nasib? Tanya ibu Aminah lagi. Mau saya perbaiki, saya sudah janda. Ada sedikit, tapi udah saya bagi sama anak-anak. Enam tahun saya sudah janda, saya juga nadak kemarin empat tahun, waktu saya nadak kan juga habis uang buat beli obat. Seluruh wajah saya ini panas, juga batuk), ujar ibu Aminah dengan raut wajah yang resah.
Kemudian Sayed Fakhrurrazi menjawab keresahan ibu Amninah itu, “Mudah-mudahan pak gubernur ukeu geubantu geutanyoe, “kiban?” (Mudah-mudahan pak gubernur kedepan membantu kita, gimana? Tanya ibu aminah). Lanjut ketua BRA “Pak gubernur beu geubantu BRA, kamoe BRA meu bantu droneuh, insyAllah.” (Semoga pak gubernur membantu BRA, kami BRA bisa membantu ibu nantinya, insyaAllah), jawab ketua BRA.
Lanjut bang Sayed, sapaan akrab ketua BRA “Pue pue yang lon lake bak pak gubernur mudah-mudahan beu geubi, lon tinggai peusambong jaroe keu ureung korban konflik”. (Apa yang saya minta mudah-mudahan dipenuhi sama pak gubernur, saya nantinya bisa jadi perpanjangan tangan untuk korban konflik), ucap bang Sayed.
“Pajan teuman? Ek na thon nyoe?” (Terus kapan? Apa ada tahun ini?”) tanya ibu Aminah kembali. “Neumeulake, adak hana thon nyoe, thon ukeu. Seubab koen nyoe ka akhe thon” (Ibu berdo’a saja, kalau memang tidak ada tahun ini, semoga ada tahun depan. Karena ini kan sudah akhir tahun) jelas bang Sayed. “Buleun lapan ka nyoe” (udah bulan delapan ini) ibu Aminah membenarkan. “Adak jeut meunyoe bak long, nyoe dumno umu teuh jadi koen beuna, tateumeung duek meu siat, adak ek saket ta eue eue inan, nyan meunan.” (Kalau bisa, ini saya sekarang umur udah tua. Jadi kalau bisa, saya harap ada nantinya, bisa kami tinggal sebentar. Kalau memang saya sakit, sakit perut mungkin nanti, kan bisa saya merangkak disitu). Sambung ibu Aminah dengan penuh harapan.
“Mudah-mudahan beugeujok rumoh bak pak gubernur, adak hana kali nyoe, kali ukeu” (Mudah-mudahan ada bantuan rumah dari pak gubernur, kalaupun tidak ada tahun ini, ada tahun depan) kata bang Sayed lagi, “Eueu” (Iya) ibu Aminah mengiyakan. “Tapi eunteuk KTP kacok siat beh” (Tapi KTP-nya di ambil sebentar nanti ya!) ucap bang Sayed menyuruh kepada orang yang sedang merekam percakapan mereka, tak lama setelahnya tampak seorang ajudan bergegas meminta KTP-nya untuk diurus.
Setelah itu, bang sayed meminta izin untuk kembali melanjutkan kunjungan kerjanya ketempat lain sambil melihat kondisi rumah ibu Aminah yang hancur akibat konflik itu.
“Kajeutlah long lake izin” (Kalau begitu, saya minta izin dulu) ucap bang Sayed, “Kajeut, beuseulamat beh, seumoga ukeu ta meureumpok lom” (Baik, selamat ya. Semoga kedepan bisa berjumpa kembali) kata ibu Aminah.
Perekam video itu kemudian berjalan beberapa meter dari tempat Ketua BRA dan ibu Aminah tadi berdiri dan memperlihatkan kondisi rumah yang sudah sangat hancur dan penuh dengan bolongan besar dan bekas tembakan peluru.