SinarPost.com,Yerusalem – Militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke Palestina yang menargetkan posisi Hamas di Jalur Gaza, Minggu (16/8/2020.
Israel mengklaim serangan tersebut sebagai respon atas serangan roket yang datang dari wilayah Palestina, yang menandai peningkatan kekerasan antara Israel dan Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dikutip Russia Today melaporkan serangan atas sasaran di Gaza semalam, merespon anggota gerakan militan Hamas. Serangan itu dilakukan untuk menghukum kelompok Palestina – yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel – karena meluncurkan rudal dan balon api serta layang-layang ke wilayah Israel.
Sebelumnya pada hari Sabtu, dua roket yang ditembakkan dari Gaza dicegat oleh sistem Iron Dome Israel. Roket lain dilaporkan menghantam wilayah Israel selatan, menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah. Seorang pria Israel berusia 58 tahun terluka oleh pecahan kaca dalam insiden itu, kata media setempat.
Roket ditembakkan setelah IDF membalas atas peluncuran balon pembakar dari wilayah Gaza serta bentrokan di dekat tembok perbatasan pada hari Sabtu. Militer Israel mengatakan pengunjuk rasa Palestina “membakar ban, melemparkan alat peledak dan granat ke arah pagar keamanan dan berusaha mendekatinya.”
Balon tersebut menyebabkan setidaknya 19 kebakaran di Israel selatan pada hari Sabtu, kata Dinas Kebakaran dan Penyelamatan nasional. Serangan serupa sepanjang minggu menyebabkan sekitar 100 kebakaran, kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan berarti.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan dua pengunjuk rasa terluka oleh peluru tajam tentara Israel di tengah bentrokan pada hari sabtu kemarin.
Kekerasan hari ini menandai hari kelima berturut-turut antara kedua belah pihak, yang saling menyalahkan atas eskalasi. Selain aksi militer, Israel memberlakukan pembatasan terhadap warga Palestina yang tinggal di Gaza, menutup penyeberangan perbatasan barang Kerem Shalom dan zona penangkapan ikan di Gaza.
Di tengah eskalasi minggu ini, Israel juga dilaporkan memblokir bantuan keuangan yang rutin diberikan oleh pemerintah Qatar ke Gaza. Transfer pembayaran bulanan sebesar $ 30 juta dibekukan sampai serangan dihentikan, lapor surat kabar Haaretz, mengutip sumber-sumber pemerintah Israel.
Warga Palestina di Jalur Gaza telah hidup di bawah blokade Israel sejak 2007, ketika Hamas menguasai daerah itu setelah memenangkan konflik dengan kelompok saingannya, Fatah. Menurut kelompok hak asasi manusia, diperkirakan 2 juta orang menghadapi perjuangan terus-menerus untuk mendapatkan pasokan penting, seperti makanan dan obat-obatan.