SinarPost.com, Banda Aceh – Hari ini perdamaian Aceh yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Filandia, antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah memasuki tahun ke 15. Dalam peringatan ini, anggota DPD RI, Abdullah Puteh mengungkapkan rasa syukur atas nikmat perdamaian yang telah terwujud di Aceh.
“Kita bersyukur, sudah 15 tahun proses perdamaian terjalin, dan masyarakat Aceh sudah benar-benar merasakan adanya kedamaian,” ujar Abdullah Puteh, dalam keterangan tertulis yang diterima SinarPost.com, Sabtu (15/8/2020).
Senator asal Aceh itu menekankan, usia perdamaian yang sudah 15 tahun ini harus menjadi perhatian semua pihak, bahwa perdamaian bukan hanya sekedar diperingati setiap tanggal 15 Agustus tapi harus diwujudkan dengan implementasi terhadap pasal-pasal dalam MoU Helsinky untuk mewujudkan Aceh yang hebat dan sejahtera.
“Masyarakat Aceh harus lebih sejahtera, dan generasi penerus Aceh harus mendapatkan pendidikan yang bagus dengan implementasi MoU Helsinky dan UU Pemerintah Aceh,” kata Abdullah Puteh.
“Secara statistik, Aceh sangat jauh tertinggal secara ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah harus mengejar ketertinggalan dan bisa mensejahterakan masyarakat secepatnya, karena itu adalah esensi dan tujuan dari Perdamaian Aceh” lanjut Wakil Ketua Komite II DPR RI itu.
Senator Aceh ini turut mengingatkan Pemerintah Aceh, bahwa anggaran yang ada harus benar-benar ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh melalui program-program ekonomi rakyat terutama di sektor pertanian dan perikanan.
Terkait dengan perayaan Peringatan Hari Perdamaian, Abdullah puteh memyampaikan bahwa peringatan perdamaian itu perlu, namun esensi dari perdamaian adalah rakyat Aceh yang harus lebih sejahtera dan terbebas dari belenggu kemiskinan.
“Menurut saya, dalam peringatan perdamaian Aceh, tidak perlu uang di hambur-hamburkan untuk kegiatan yang sifatnya seremonial belaka. Kita harus fokus pada program-program ekonomi, ksejehterakan rakyat, dan anak-anak yatim serta dhuafa korban konflik,” tutup Abdullah Puteh.