SinarPost.com, Athena – Warga Yunani melakukan protes atas kebijakan Turki yang mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Beberapa orang Yunani berkepala keras bahkan membakar bendera Turki sebagai bentuk menentang langkah tersebut.
Meskipun menggembirakan bagi orang-orang Turki yang mendukung perubahan status Hagia Sophia, keputusan tonggak bersejarah oleh Ankara disambut dengan kemarahan di negara tetangga, Yunani, yang melihatnya sebagai penghinaan terhadap warisan Kristennya.
Kementerian Luar Negeri Yunani yang menyebut langkah Turki sebagai “pukulan warisan budaya kemanusiaan” dan bahkan memperingatkan risiko bahwa mosaik dan karya seni lainnya di interior Hagia Sophia akan rusak.
Bahkan sentimen atas perubahan status Hagia Sophia yang menjadi masjid terlihat jelas di kota Thessaloniki, Yunani, di mana para aktivis Ortodoks membakar bendera Turki sebagai bagian dari unjuk rasa yang diadakan untuk memprotes kebijakan Ankara. Banyak yang memegang bendera nasional Yunani serta plakat bertuliskan:“Boikot Turki.”
Kementerian Luar Negeri Turki pada hari Sabtu (25/7/2020) merespon kritikan Yunani dengan menyebut bahwa Athena menunjukkan permusuhan terhadap Islam.“Sekali lagi menunjukkan permusuhannya terhadap Islam dan Turki,”kata Kementerian Luar negeri Turki. Bahkan Turki menggambarkan kritikus-kritikus Yunani sebagai“anak-anak Eropa yang manja”. Para diplomat Turki menyarankan Yunani untuk“bangun dari mimpi Bizantium bahwa ia tidak dapat bangun selama 567 tahun.”
Hagia Sophia bukan satu-satunya masalah yang merusak hubungan antara Turki dan Yunani. Meski kedua negara tersebut berada dalam aliansi NATO, namun Turki dan Yunani telah lama berselisih mengenai status Siprus, serta sengketa wilayah lainnya di Laut Aegea.
[Sumber : Russia Today]