SinarPost.com, Washington – Tensi konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin melebar dan kian memanas. Pemerintah AS melalui Biro Investigasi Federal (FBI) kini sedang memburu para peneliti China yang dianggap sebagai ‘mata-mata militer’. AS telah mengaitkan para peneliti China dengan ikatan militer rahasia aktif yang disinyalir berada di puluhan kota negara itu.
FBI memburu para warga China tersebut di saat diplomat top AS, yakni Menteri Luara Negeri Mike Pompeo mendesak dunia untuk bersatu melawan Beijing – yang disebutnya sebagai ‘monster Frankenstein’. FBI sejauh ini dilaporkan telah menangkap tiga peneliti China yang disebut sebagai tentara aktif, dan satu lainnya sedang diburu atas tuduhan pemalsuan visa. Keempatnya dituduh menyamar sebagai peneliti selama berada di Amerika.
Dilansir Russia Today, Jumat (24/7/2020), FBI melalui serangkaian wawancara baru-baru ini mengatakan, pihaknya menemukan “upaya bersama” oleh sejumlah warga China yang melakukan penelitian ilmiah di AS dengan menyembunyikan identitas mereka sebagai tentara, dengan maksud untuk mencuri teknologi.
Tuduhan itu muncul ketika Washington meningkatkan ketegangan dengan Beijing, yang telah menutup dan mengusir staf diplomatik China dari sebuah konsulat di Houston. Presiden AS Donald Trump memperingatkan tindakan lebih lanjut dengan menutup konsulat di negara bagian lainnya.
Menlu AS, Pompeo dalam retorika tekanannya terhadap China mengatakan, Pemerintah AS telah mengadopsi pendekatan keras ke Beijing, ia bersikeras bahwa negara-negara lain bergabung dengan inisiatif negaranya untuk melawan China.
“Setiap negara harus mencapai pemahamannya sendiri tentang bagaimana melindungi keamanan nasionalnya, kemakmuran ekonominya, dan cita-citanya dari tentakel (pengaruh dan ancaman -red) Partai Komunis China,” kata Pompeo.
Pompeo juga mengutuk Presiden China Xi Jinping, dengan menyebut sebagai “orang yang benar-benar percaya pada ideologi totaliter yang bangkrut” yang “ditakdirkan untuk melakukan tirani”. Dia juga menyatakan bahwa “komunis hampir selalu berbohong”.
Sebelumnya AS-China telah bersitegang dalam banyak masalah seperti perang dagang, konflik Laut China Selatan, hingga masalah Hongkong. Tensi yang terus memanas antara kedua kekuatan ekonomi dan militer dunia ini, dikhawatirkan dapat menyulut ke konflik militer langsung, terutama di Laut China Selatan yang baru-baru ini kedua negara tersebut bergantian menggelar latihan militer.