SinarPost.com, Baku – Dua tentara Azerbaijan dilaporkan tewas dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan Armenia. Demikian dikonfirmasi Pemerintah Azerbaijan sebagaimana dilansir Russia Today, Minggu (12/7/2020).
Insiden tersebut merupakan gejolak terbaru dalam konflik yang sudah berlangsung beberapa dekade antara kedua negara.
Bentrokan itu terjadi di perbatasan Armenia-Azeri pada hari Minggu siang waktu setempat. Kedua belah pihak juga telah mengkonfirmasi insiden tersebut, dengan jatuhnya korban namun tidak merinci persis.
Azerbaijan mengatakan militer Armenia melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menembakkan artileri, yang mendorong pembalasan dari tentara Azerbaijan.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan kobaran api dimulai setelah tentara Azerbaijan berusaha melintasi perbatasan dengan kendaraan.
Sumber dari Armenia menyebut bahwa para penyintas terpaksa meninggalkan posisi mereka setelah diketahui militer Armenia, namun segera setelah itu militer Azerbaijan melancarkan serangan lintas-perbatasan, kata orang-orang Armenia.
Pernyataan itu mengatakan tidak ada tentara Armenia yang terluka dalam bentrokan itu.
Armenia dan Azerbaijan telah menjadi musuh bebuyutan sejak mendapatkan kemerdekaan pada 1990-an dari Uni Soviet. Fokus konflik mereka adalah wilayah Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang didominasi etnis Armenia yang oleh Baku menganggap berada di bawah kedaulatannya.
Meski wilayah Nagorno-Karabakh berada di Azerbaijan, namun secara administratif kawasan seluas 12.000 kilometer per segi itu dikendalikan warga etnis Armenia dengan sokongan militer dan keuangan dari Pemerintah Armenia. Wilayah Nagorno-Karabakh dihuni sekitar 150.000 orang.
Milisi Armenia di Nagorno-Karabakh berjuang perang gerilya enam tahun yang sukses melawan Azerbaijan. Pertarungan besar terakhir antara Armenia dan Azerbaijan terjadi pada April 2016, ketika negara-negara itu bertempur selama empat hari dan mengerahkan senjata berat, termasuk tank dan pesawat tempur.
Pertempuran telah merenggut nyawa lebih dari 90 tentara di setiap sisi dan menewaskan puluhan warga sipil.