SinarPost.com, Riyadh – Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi, yang telah memerangi pemberontak Houthi di Yaman, mengatakan pihaknya telah mencegat dan menghancurkan rudal balistik yang menargetkan kota perbatasan Najran di Arab Saudi.
Juru Bicara Koalisi Arab Saudi, Turki al-Malki dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan melalui kantor berita pemerintah Saudi, SPA, Sabtu (13/6/2020) mengatakan, rudal balistik itu ditembakkan dari kota Saada, Yaman, dan beberapa orang sedikit terluka oleh serpihan rudal ketika meledak.
Rudal itu menargetkan fasilitas sipil di kota Najran di barat daya Saudi dekat perbatasan dengan Yaman,” kata juru bicara koalisi. Houthi, yang telah menguasai Ibukota Yaman, Sanaa, dan daerah-daerah di utara negara itu sejak 2014, tidak mengkonfirmasi serangan tersebut.
Kelompok Hauthi yang didukung Iran telah meluncurkan puluhan serangan pesawat tak berawak ke Arab Saudi di masa lalu dalam apa yang mereka sebut pembalasan terhadap intervensi Saudi di Yaman.
Seperti diketahui, Koalisi Arab Saudi meluncurkan serangan militer pada Maret 2015 untuk mendukung Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional, yang melarikan diri dari Sanaa setelah pengambilalihan oleh Houthi.
Dalam menghadapi intervensi Arab Saudi, Kelompok Houthi juga mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan serangan terhadap fasilitas minyak milik perusahaan raksasa negara Saudi, Aramco, pada September 2019 lalu. Namun koalisi Arab Saudi serta sekutu Baratnya, menyalahkan serangan tersebut kepada Iran.
Gencatan senjata sepihak yang diumumkan oleh koalisi pimpinan Saudi pada bulan April berakhir bulan lalu tanpa menyebabkan gencatan senjata permanen setelah gerakan Houthi menolak tawaran itu. Kekerasan terus berlanjut di beberapa provinsi.
Yaman telah berada dalam cengkeraman perebutan kekuasaan yang menghancurkan sejak Houthi mengambil alih ibu kota dan kota-kota strategis lain pada akhir 2014. Lebih dari lima tahun sejak koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan intervensi militer, ribuan orang telah terbunuh dan negara termiskin di dunia Arab itu telah didorong menuju ambang kelaparan.
Badan-badan internasional, termasuk PBB, telah memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada penduduk yang hampir 80 persen di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan. PBB memperingatkan pada hari Jumat bahwa sekitar tiga perempat dari program bantuan yang didukung oleh agen-agennya di Yaman harus ditutup dalam beberapa minggu karena kekurangan dana.
Donatur internasional menjanjikan $ 1,35 miliar untuk Yaman pada konferensi 2 Juni – tetapi itu jauh di bawah target penggalangan dana $ 2,4 miliar yang diperlukan untuk mencegah pemotongan besar-besaran dalam operasi bantuan PBB.
Juru bicara hak asasi manusia PBB Rupert Colville mengatakan lebih dari 30 dari 41 program yang didukung PBB akan ditutup dalam beberapa minggu mendatang kecuali dana tambahan diamankan.
Sumber : Al Jazeera