SinarPost.com – Pada tanggal 17 Mei 1987, sebuah kapal perang frigat canggih Amerika Serikat, USS Stark dihantam rudal Exocet yang ditembakkan dari pesawat tempur angkatan udara Irak. Peristiwa mematikan bagi Angkatan Laut AS ini terjadi saat perang Iran-Irak delapan tahun (1989-1988). Exocet adalah rudal anti-kapal buatan Perancis yang dikembangkan sekitar tahun 1970-an.
Sejatinya saat itu, AS berada di pihak Irak dalam berperang melawan Iran. Maklum, sejak meletusnya Revolusi Iran 1978 yang dipimpin oleh Ayatullah Khumeini, sistem pemerintahan Iran telah berubah dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi yang bersekutu dengan AS, menjadi Republik Islam dibawah kepemimpinan Khumeini yang anti AS. Pasca revolusi (hingga saat ini), Iran menjadi musuh bersama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat. Sejak revolusi juga, Iran telah hidup dibawah embarko internasional yang diberlakukan oleh AS dan sekutu Eropanya seperti Inggris, Prancis, dan lain sebagainya.
Kembali ke USS Stark yang dihantam rudal Exocet Irak. Peristiwa mematikan ini terjadi tanpa diduga sama sekali, pasalnya USS Stark dalam misinya kala itu berlayar di perairan internasional Teluk Persia. Sementara pada waktu bersamaan, Irak yang dipimpin Saddam Husen sedang gencar-gencarnya mengerahkan pasukan militernya ke Teluk Persia untuk memburu kapal-kapal tanker minyak Iran yang mengangkut minyak ekspornya. Saddam paham betul tanker-tanker minyak Iran merupakan satu-satunya jalur ekspor minyak Iran untuk menopang ekonominya dalam selama perang teluk berlangsung.
Namun karena terjadinya miskomunikasi antar kedua pihak, sehingga angkatan udara Irak mengira USS Stark adalah kapal musuh (Iran) sehingga tanpa pikir panjang sebuah jet tempur Irak F-1 Mirage langsung memuntahkan rudalnya yang menghantam kapal Angkatan Laut AS tersebut.
Sejatinya sebelum insiden tersebut terjadi, antara kapal perang Amerika Serikat, USS Starksempat menjalin komunikasi dengan pilot jet tempur F-1 Mirage Irak. Pada hari dan tanggal dimaksud, pukul 20.00, Kapten USS Stark diberitahu adanya persawat tempur Mirage F-1 Irak yang mendekati kapalnya di jarak 200 mil. Namun karena ada masalah dengan radar, sehingga pesawat Irak itu saat diketahui telah berada di posisi 70 mil dariUSS Stark. Upaya pemberitahuan yang dikirim petugasStarktak didengar pilot Irak.
Ketika jet tempur Irak sudah mencapai jarak 22,5 mil dariUSS Starkpukul 21.07, sang pilot melepaskan sebuah rudal Exocet ke arahUSS Stark yang menghantam sisi kiri kapal. Meski gagal meledak, bahan bakar rudal itu menyebabkan kebakaran hebat bagi USS Stark.
Tak lama kemudian, rudal Exocet kedua yang dimuntahkan pilot Irak dari jet tempur F-1 Mirage menghantam sisi samaStark dan meledak hebat. Rudal kedua meninggalkan lubang di bangunan utama frigat dan kebakaran hebat melintasi seluruh kapal. Hantaman rudal Exocet kedua ini memadamkan sistem pertahanan misilUSS Starksehingga kapal nahas itu tak bisa melakukan pembalasan, dan nyaris tenggelam. Insiden ini mengakibat 37 tentara AS tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Peristiwa tak terduga tersebut membuat hubungan Pemerintah AS dan Irak memanas. AS melakukan investigasi dan menyalahkan sepenuhnya kepada Irak, amun Pemerintah Irak yang dipimpin Saddam Husen menolak disalahkan sepenuhnya. Pun demikian, setelah melalui perdebatan alot, kompromi antara pemerintah AS dan Irak akhirnya dicapai. Irak setuju membayar USD 27,3 juta sebagai kompensasi kepada keluarga para korbanUSS Stark.