SinarPost.com, Pyongyang – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un kembali menjadi sorotan dan perbincangan dunia, namun kali ini bukan soal uji coba hulu ledak nuklir atau rudal balistik yang kerap ditembakkan militer Korut atas perintahnya, melainkan soal kabar tentang kematiannya.
Kim Jong Un dikabarkan telah hilang dari peredaran publik selama seminggu terakhir, sehingga kabar tentang kematiannya berhembus kuat dalam dua hari terakhir. Dugaan kuat ia meningga setelah menjalani operasi jantung.
Kabar tentang meninggalnya Kim Jong Un ini pertama kali dihembuskan oleh jaringan televisi Hong Kong yang berafiliasi dengan Beijing. Meski demikian, sampai saat ini, belum ada informasi resmi yang dirilis otoritas Korea Utara perihal kematian diktator yang dijuluki Rocket Man tersebut.
Bila Kim Jong Un benar-benar meninggal dunia, lalu siapa yang akan menjadi pemimpin Korea Utara yang berpaham komunis itu? Mungkinkah akan ada perebutan kekuasaan yang mengarah negara itu ke jurang konflik internal?
Sejumlah media-media ternama di dunia mengabarkan, saat ini sosok kandidat kuat pemimpin Korea Utara selanjutnya – pengganti Kim Jong Un – adalah saudara (adik) perempuannya, yakni Kim Yo-jong.
Kim Yo-jong lahir sebagai putri dari Kim Jong-il dan istrinya Ko Yong-hui pada 26 September 1987. Kim Yo-jong dan Kim Jong-un dikabarkan pernah menempuh pendidikan bersama di Swiss dari 1996 sampai 2000, dan ia kemudian menempuh pendidikan di Universitas Militer Kim Il-sung setelah kepulangannya.
Saat ini, Kim Yo-jong, selain menjadi asisten pembantu Kim Jong Un juga menjadi satu-satunya anggota keluarga yang tersisa untuk mengambil alih kepemimpinan Korea Utara.
Kim sebenarnya memiliki saudara tiri lebih tua yang dibunuh di Malaysia pada 2017 silam. Sementara kakak tertua Kim, dianggap terlalu kekanak-kanakan untuk menjalankan rezim oleh sang ayah.
Sung-Yoon Lee, seorang Ahli Korea Utara di Sekolah Diplomacy Fletcher Univeristy Tufts kepada The Post mengatakan bahwa akan sangat mengejutkan bila pemimpin Korea Utara selanjutnya adalah seorang perempuan. “Akan sangat luar biasa dan mengejutkan seorang perempuan menjadi pemimpin besar,” katanya.