SinarPost.com, Banda Aceh – Puluhan pemuda dari KNPI, OKP, Mahasiswa dan Masyarakat di sekitar Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) berdialog dengan GM Bandara SIM Indra Gunawan perihal pencegahan virus corona (Covid-19). Para pemuda dan mahasiswa Aceh ini mendesak agar bandara tersebut ditutup sementara waktu untuk penerbangan sipil.
Ketua KNPI Aceh, Wahyu Saputra menyampaikan bahwa kehadiran mereka ke Bandara SIM guna menyahuti kekhawatiran dari berbagai kalangan masyarakat karena disinyalir bandara menjadi pintu masuk orang-orang yang mungkin terpapar virus corona yang datang dari zona merah seperti Jakarta dan Medan.
Untuk KNPI Aceh meminta kepada Dirjen Perhubungan Udara melalui GM Bandara SIM untuk menutup sementara operasional penerbangan sipil (penumpang) namun tetap beroperasi untuk cargo dan peralatan medis guna penanggulangan Covid-19.
GM Bandara SIM Indra Gunawan menyampaikan bahwa Bandara SIM telah memasang ‘thermo scanner’ untuk memindai suhu tubuh penumpang di terminal kedatangan domestik, ia juga menyampaikan bahwa penerbangan di Bandara SIM mengalami penurunan penumpang yang cukup signifikan, yang biasanya melayani 2500 penumpang perhari, sekarang hanya tinggal empat ratusan penumpang perhari.
Danlanud SIM Kolonel Hendro Arief menyampaikan bahwa penerbangan domestik masih sangat dibutuhkan untuk mengangkut cargo dan APD medis serta mengirimkan sampel pemeriksaan swap pasien Covid-19 ke Litbangkes di Jakarta. Untuk itu dia menyampaikan bahwa penerbangan sisa ini benar-benar diperuntukkan bagi kemanusian, karena secara ekonomi tidak memungkinkan lagi untuk dipertahankan.
Syahrul Maulidi mewakili organisasi Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) meminta agar pengawasan terhadap penumpang perlu lebih diperketat agar tidak ada satu orang pun yang masuk dengan indikasi terjangkit virus corona ke Aceh.
Ia memberi contoh atas kedatangan 7 WNA ke Aceh walaupun mereka dinyatakan tidak terjangkit virus corona namun dalam kondisi saat ini hal seperti itu bisa menimbulkan keresahan di masyarakat yang kemudian terpaksa dipulangkan kembali ke Jakarta karena keberatan dari masyarakat Nagan Raya.
Nanas Maulana mewakili Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) meminta agar aspirasi ini dengan serius ditindaklanjuti dan surat yang dikirimkan kepada Dirjen Udara untuk disampaikan karena keseriusan pengelola Bandara SIM ini menyangkut perlindungan terhadap rakyat Aceh dari virus corona.
Rombongan ini kemudian menyerahkan surat tersebut kepada GM Bandara SIM untuk diteruskan kepada Dirjen Udara Kemenhub RI. Kemudian mereka membubarkan diri.
Sebelumnya puluhan massa dari OKP, Ormas dan LSM yang bergerak dari kantor KNPI Aceh sekira pukul 09.30 Wib sempat dihadang di depan Bandara SIM oleh petugas kepolisan dan TNI AU, dan hanya diperbolehkan memasuki perwakilan sebanyak 7 (tujuh) orang dari, yaitu Ketua KNPI Aceh Wahyu Saputra, Ketua PW GPK Aceh Syarif Hidayatullah, Ketua BEM UIN Ar-raniry Reza Hendra Putra, Ketua DPP IKAN Syahrul Maulidi, Ketua PII Muhardi, Ketua GPI Aceh Subchan Saputra, dan Ketua HMI Aceh Besar Nanas Maulana.