SinarPost.com, Banda Aceh – Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) meminta Pemerintah Aceh untuk memperketat pengawasan seluruh pintu masuk ke Aceh baik di Bandara, Pelabuhan, maupun darat di perbatasan Sumatera Utara (Sumut).
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin sebagai bentuk pencegahan virus corona agar tidak masuk ke Aceh. Seperti diketahui virus corona (Covid-19) telah menyerang hampir seluruh negara di dunia, termasuk sejumlah daerah di Indonesia.
“Kita meminta Pemerintah Aceh untuk memperkatat pengawasan seluruh pintu masuk ke Aceh, baik di Bandara, Pelabuhan, maupun pintu darat di perbatasan Sumatera Utara di Aceh Tamiang. Hal ini sangat penting untuk mencegah masuknya virus corona ke Aceh,” ujar Dahlan Jamaluddin dalam konferensi pers di ruang media center DPRA, Banda Aceh, Kamis (19/3/2020) kemarin.
Secara spesifik, Ketua DPRA menekankan agar di perbatasan Aceh Tamiang dengan Sumut agar fungsi pengawasan benar-benar diterapkan dengan mengirim petugas dan tim medis ke sana. Menurutnya, setiap orang yang masuk ke Aceh di perbatasan Sumut harus benar-benar diproteksi suhu tubuhnya, bila ada yang dicurigai maka segera dilakukan isolasi.
“Selain di Bandara dan Pelabuhan, perbatasan Aceh Tamiang – Sumut juga harus diperketat. Bahkan di Aceh Tamiang juga harus disediakan tempat isolasi. Setiap yang masuk ke Aceh disana harus dicek kesehatan secara maksimal, kalau ada yang dicurigai harus langsung diisolasi. Ini yang kita tekankan supaya di daerah, khususnya di Aceh Tamiang dan Langsa juga harus ada rumah sakit yang siap dengan kondisi tertentu,” tegasnya.
Dahlan Jamaluddin mengatakan, saat ini Aceh belum ada kasus yang positif corona. Meski begitu, Pemerintah Aceh disamping melakukan antisipasi dengan segala cara baik peliburan sekolah, instansi pemerintahan, memperketat semua pintu masuk ke Aceh, juga harus siap dengan kondisi terburuk di suatu waktu.
“Kita tau penyebaran virus corona ini sangat cepat. Kita berharap wabah ini tidak sampai ke Aceh. Namun demikian Pemerintah Aceh juga harus siap jika suatu waktu terjadi kondisi terburuk, seperti sampai pada tahapan lockdown. Bila ini terjadi, kita bukan hanya dihadapkan pada kesiapan medis, tapi juga masalah ekonomi dan stok bahan pangan,” ungkapnya.