SinarPost.com, Washington –Jumlah pasien terinfeksi virus corona melonjak pesat di Amerika Serikat (AS). Hingga Rabu (11/3/2020) siang kemarin, sebanyak 1.025 orang telah dinyatakan positif corona, nyaris dua kali lipat dari 550 kasus yang dikonfirmasi sehari sebelumnya.
Demikian menurut data dari Johns Hopkins University seperti dilansir Detik.com yang mengutip kantor beritaAFP kemarin. Menurut Johns Hopkins setidaknya 28 orang telah meninggal akibat virus corona (COVID-19) di AS.
Lonjakan kasus ini terkait dengan perluasan pengujian seiring sebagian besar diagnosis telah bergeser dari laboratorium federal ke laboratorium negara bagian.
Menurut para ahli epidemiologi, alat tes yang salah ditambah dengan strategi diagnostik yang awalnya menargetkan terlalu sedikit orang, memungkinkan penyakit ini menyebar di luar kemampuan pemerintah AS untuk mendeteksinya.
Kegagalan telah berkontribusi pada virus yang berakar di seluruh negeri, demikian ditulis akademisi dari Johns Hopkins University dan Stanford University dalam Journal of American Medical Association (JAMA) pada hari Senin (9/3) waktu setempat.
Wakil Presiden AS Mike Pence membela respons pemerintah pada pertemuan Gedung Putih dan mengatakan bahwa “sejuta alat tes ada di lapangan.” Dia mengatakan bahwa lebih banyak alat tes akan ditambahkan karena pemerintah bermitra dengan perusahaan-perusahaan swasta.
Menurut angka terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 8.500 tes telah dilakukan pada hari Senin (9/3) waktu setempat.