SinarPost.com, Washington – Seorang mantan pejabat intelijen militer Badan Intelijen Pusat (CIA) dan mantan spesialis anti-terorisme Amerika Serikat (AS) mengatakan virus Corona (Covid-19) tidak muncul secara alami melalui mutasi, melainkan diproduksi di laboratorium.
Dia mencuriga Amerika dan Israel terlibat dalam proyek produksi virus ini sebagai agen perang biologis. Sebelumnya, pejabat tinggi Garda Revolusi Islam atau IRGC dengan tegas mengatakan bahwa Virus Corona diciptakan oleh AS dan sengaja dilepas yang ditujukan ke China dan Iran.
Namun virus mematikan ini, kata pejabat IRGC, dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk AS sendiri. Virus ini telah membunuh 3000 lebih dan 100.000 lebih terinfeksi di seluruh dunia, dimana China (tempat asal virus) menjadi korban terbanyak.
Mantan pejabat CIA yang memiliki kecurigaan bahwa Virus Corona ciptaan AS-Israel adalah Philip Giraldi. Dia menuliskan argumennya dalam sebuah artikel yang diterbitkan olehStrategic Culture Foundationpada hari Kamis (5/3/2020).
Namun argumen Giraldi sebagaimana dikutip Sindonews.com, menyebutkan bahwa, argumen tersebut belum terbukti sahih. Pemerintah China sendiri pernah menolak teori yang menyebut Virus Corona baru sengaja diproduksi sebagai senjata biologis
“Beberapa laporan memberi kesan bahwa ada komponen virus yang terkait dengan HIV yang tidak mungkin terjadi secara alami. Jika benar bahwa virus telah dikembangkan atau bahkan diproduksi untuk dipersenjatai, itu akan lebih jauh menunjukkan bahwa pelariannya dari Institut Virologi Wuhan dan masuk ke populasi hewan dan manusia bisa saja tidak disengaja. Teknisi yang bekerja di lingkungan seperti itu sadar bahwa ‘kebocoran’ dari laboratorium sering terjadi,” tulis Giraldi
“Tentu saja dan tak terhindarkan, ada teori lain. Ada beberapa spekulasi bahwa karena Pemerintahan (Donald) Trump telah terus-menerus mengangkat masalah meningkatnya daya saing global China sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Amerika dan dominasi ekonomi, mungkin saja Washington telah menciptakan dan melepaskan virus dalam upaya untuk membawa Pertumbuhan ekonomi dan militer Beijing mungkin akan jatuh beberapa tingkat. Pasti, sulit untuk percaya bahwa bahkan Gedung Putih Trump akan melakukan sesuatu yang begitu sembrono, tetapi ada preseden untuk jenis perilaku seperti itu,” lanjut Giraldi.
Tak hanya AS, bekas pejabat CIA ini juga curiga Israel terlibat dalam proyek produksi virus Corona baru. “Pada 2005-2009, pemerintah Amerika dan Israel secara diam-diam mengembangkan virus komputer yang disebut Stuxnet, yang dimaksudkan untuk merusak sistem kontrol dan pengoperasian komputer Iran yang digunakan dalam program penelitian nuklir negara itu. Diakui Stuxnet dimaksudkan untuk merusak komputer, bukan untuk menginfeksi atau membunuh manusia, tetapi kekhawatiran bahwa itu akan menyebar dan pindah untuk menginfeksi komputer di luar Iran terbukti akurat karena menyebar ke ribuan PC di luar Iran, di negara-negara sejauh China, Jerman, Kazakhstan, dan Indonesia,” ujarnya.
“Jika seseorang menganggap itu mungkin bahwa Amerika Serikat memiliki andil dalam menciptakan virus Corona di sisa-sisa pusat penelitian senjata biologis yang dulunya luas di Ft Detrick Maryland, sangat mungkin bahwa Israel adalah mitra dalam proyek tersebut. Membantu mengembangkan virus juga akan menjelaskan bagaimana para ilmuwan Israel telah dapat mengklaim keberhasilan dalam menciptakan vaksin begitu cepat, mungkin karena virus dan perawatan untuk itu dikembangkan secara bersamaan,” tuturnya.
Para ilmuwan Israel seperti dilansir Sindonews mengklaim sudah dekat dengan pengembangan vaksin untuk Virus Corona yang dapat tersedia dalam waktu sekitar 90 hari. Mereka mengatakan telah mengembangkan vaksin yang efektif terhadapavian coronavirusInfectious Bronchitis Virus (IBV), yang akan segera diadaptasi dan dibuat vaksin manusia terhadap Covid-19.