SinarPost.com, Damaskus – Pasukan Pemerintah Suriah terus berjuang untuk merebut kembali kota strategis di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak, meski dua jet tempurnya jatuh diserang tentara Turki pada Minggu kemarin.
Di sisi lain, seorang pejabat Turki mengatakan bahwa Ankara akan terus menyerang pasukan Presiden Bashar al-Assad setelah meningkatkan operasi militernya untuk menumpas pemberontak dalam beberapa hari terakhir di wilayah itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, militer Turki menembak jatuh dua pesawat jet tempur milik Suriah di barat laut Idlib, Minggu (1/3/2020). Insiden ini hanya berselang beberapa jam setelah pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad menjatuhkan pesawat tak berawak Turki di wilayah yang sama. Aksi saling serang ini membuat situasi konflik di Idlib semakin memanas.
Ankara masih terus mengancam akan menyerang pasukan rezim Damaskus jika tidak menjauh dari pos-pos pemantauan militer Turki di Idlib. Sedangkan tentara Suriah bertekad membebaskan wilayah Idlib dari oposisi dan kelompok militan pro-Turki.
Televisi Pemerintah Suriah, Senin (2/3) menyiarkan cuplikan langsung dari dalam Saraqeb, yang terletak di jalan raya utara-selatan utama negara itu, dan mengatakan wilayah tersebut berada dibawah kendali pemerintah. Pemberontak membantah laporan itu, dengan mengatakan mereka masih menguasai kota itu meskipun mengalami penembakan berat.
Saraqeb telah berpindah tangan dua kali dalam waktu kurang dari sebulan, menunjukkan kepentingannya baik sebagai pintu gerbang ke kota Aleppo di utara yang dikontrol pemerintah dan ke kota Idlib yang dikuasai pemberontak di barat.
Pemberontak mengatakan pesawat tak berawak Turki telah menyerang posisi tentara Suriah di garis depan Saraqeb, dan setidaknya menghancurkan dua peluncur roket pasukan Suriah.Turki, yang telah mendukung pemberontak memerangi Assad dalam konflik sembilan tahun Suriah, meningkatkan intervensi dalam beberapa hari terakhir dalam menanggapi pembunuhan 34 tentara Turki di Idlib.
Pada Minggu kemarin, Turki menembak jatuh dua pesawat Suriah di Idlib dan menyerang setidaknya satu bandara militer di Provinsi Aleppo, membawa pertempuran jauh ke dalam wilayah yang dikendalikan oleh pasukan yang setia kepada Assad.Menteri Pertahanan Hulusi Akar mengatakan, Pasukan Turki juga menghancurkan delapan helikopter, sejumlah tank, dan lima sistem pertahanan udara.
“Semua serangan (Suriah) telah dibalas oleh Angkatan Bersenjata Turki dengan cara terberat tanpa ragu-ragu dan akan terus dibalas,” kata kantor berita Pemerintah Turki, Anadolu.
Presiden Turki Tayyip Erdogan dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin, yang mendukungan Assad telah mengubah gelombang perang dalam lima terakhir. Erdogan dijadwalkan bertemu Putin di Rusia pada hari Kamis mendatang untuk mencari kesepakatan tentang Idlib.
Turki bersikeras bahwa pihaknya tidak mencari konflik dengan Moskow, tetapi rentetan serangan terhadap pasukan yang didukung Rusia di sekitar Idlib telah meningkatkan risiko konfrontasi langsung.
“Sebuah solusi diperkirakan akan muncul dari perundingan tetapi serangan dan upaya yang dilakukan rezim (Suriah) dalam periode ini tidak akan terjawab,” kata seorang pejabat senior keamanan Turki kepada Reuters.
Didukung oleh serangan Turki dan serangan pesawat tak berawak, pemberontak mengatakan mereka sekarang telah merebut kembali beberapa desa yang hilang minggu lalu dalam serangan Pemerintah Suriah.
Erdogan pada awal Februari telah menuntut Presiden Assad agar menarik pasukannya akhir bulan dari “zona de-eskalasi” yang disepakati oleh Turki, Rusia, dan Iran di sekitar Idlib tahun 2017 silam, dengan mengancam akan dipukul mundur secara paksa oleh militer Turki jika tetap bergerak di Idlib.
Namun pasukan rezim Suriah yang dibantu Rusia tetap masuk ke Idlib dengan menyerang kantong terakhir pemberontak, sehingga perang antara tentara Turki dan pasukan Suriah tidak terhindarkan.
[Sumber : Reuters]