SinarPost.com, New Delhi – Korban kerusuhan di Ibukota India, New Delhi, akibat tindakan rasis umat Hindu terhadap minoritas umat Islam disana terus bertambah. Hingga Kamis (27/2/2020) sedikitnya 30 orang telah tewas dan lebih dari 250 lainnya terluka.
Kerusuhan antara umat Hindu dan Muslim di New Delhi bermula karena tindakan rasis umat Hindu yang mayoritas disana. Konflik ini berawal saat umat Islam memprotes memprotes Undang-Undang Kewarganegaraan kontroversial yang baru disahkan pemerintah India. UU tersebut dinilai anti Muslim, yang minoritas di India.
Unjuk rasa menentang Undang-Undang Kewarganegaraan yang disahkan itu dimulai sejak Minggu pekan lalu. Namun, aksi tersebut ditentang umat Hindu hingga terjadi bentrokan antara umat Muslim dan Hindu di wilayah timur laut New Delhi.
Dikutip dari Russia Today, kerusuhan hebat di Ibukota India ini telah menewaskan sedikitnya 30 orang, dengan lebih dari 250 lainnya terluka setelah berhari-hari bentrokan sengit.
“Korban tewas mencapai setidaknya 30 pada Kamis pagi,” kata Sunil Kumar Gautam, pengawas rumah sakit Guru Teg Bahadur, kepada ANI, sebagaimana dilansir Russi Today.
Pejabat New delhi telah menyerukan agar tentara dikerahkan ke kota untuk menghentikan kerusuhan, sejauh ini hanya polisi yang melakukan pengamanan, dilengkapi dengan pentungan, gas air mata, meriam air dan bahkan drone dalam beberapa kasus.
Polisi telah melakukan lebih dari 100 penangkapan sehubungan dengan kerusuhan dan melanjutkan patroli di New Delhi. Kekerasan yang mencengkeram ibukota India itu selama tiga hari terakhir sebagian besar telah mulai tenang.
Sementara itu PBB telah meminta semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan “pengekangan maksimum” dan “kekerasan harus dihindari.”
Kerusuhan di New Delhi juga menjadi berita utama di Pakistan. Negara mayoritas Muslim yang selama ini berkonflik dengan India, mengecam keras bentuk tindakan rasis disana.
PM Pakistan Imran Khan menanggapi berita kerusuhan itu dengan menyalahkan lonjakan kekerasan pada “ideologi RSS yang diilhami Nazi” — mengacu pada organisasi nasionalis Hindu sayap kanan, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).
“Sekarang 200 juta Muslim di India menjadi target. Komunitas dunia harus bertindak sekarang,” kata Khan, seraya menambahkan bahwa setiap minoritas non-Muslim yang ditargetkan di Pakistan akan ditangani “secara ketat.”