SinarPost.com, Banda Aceh – Ketua Himpunan Muda-Mudi Alawiyin (Hadrah) Aceh, Sayed Mukhsin Alaydrus mendesak Pemerintah Kota Banda Aceh untuk segera menyelesaikan permasalahan terkait kondisi salah satu situs bersejarah makam Sultan Aceh, yakni Sultan Syarif Badrul Munir Jamalullail (Sultan Jamaloi) yang selama ini lokasinya dihalangi sebuah warung makan di kawasan Mesjid Raya Baiturrahman.
Kondisi makam Sultan Jamaloi ini sangat memprihatinkan. Bangunannya tidak terawat dan terjepit diantara bangunan-bangunan ruko yang berdiri di sekitarnya.
“Seharusnya pemerintah, baik kepala daerah dan instansi terkait segera menyelesaikan permasalahan itu. Situs bersejarah ini adalah makam Sultan Aceh yang juga keturunan Rasulullah SAW atau yang dikenal dengan ahlul bait,” kata Sayed Mukhsin, Senin (17/2/2020).
Mukhsin menuturkan, masalah situs makam Sultan Jamaloi ini terkesan dibiarkan. Padahal sebutnya, apabila pemerintah Banda Aceh konsisten dan komit merawat situs sejarah, bisa saja dengan segera mensterilkan lokasi makam dan mengambil kebijakan memindahkan lokasi usaha yang berdiri di sekitarnya.
Beberapa waktu lalu, terang Mukhsin, Walikota Banda Aceh dan unsur Forkopimda Banda Aceh telah duduk rembuk membicarakan persoalan tersebut. Namun hingga sekarang tak tampak hasil duduk rembuk pemangku kebijakan itu, bahkan tempat usaha yang berada di wilayah kompleks makam Sultan Jamaloi masih berdiri.
“Ini jelas memberikan preseden buruk kepada Aceh. Wisatawan yang berkunjung akan beranggapan bahwa kita tidak menghormati sejarah dan leluhur kita bangsa Aceh apalagi dari kalangan ahlul bait. Bukan hanya orang luar saja, terlebih lagi masyarakat Aceh sendiri yang sangat memuliakan indatunya, tentunya sangat menyesali hal semacam ini terjadi,” ujarnya.
Mukhsin meminta Pemerintah Kota Banda Aceh dan perangkat dinas terkait untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut. “Kalau memang ada pihak yang menghalangi proses pemugaran situs sejarah ini, kami siap lawan siapaun dia,” tegasnya.
Hadrah Aceh juga berharap, para pengambil kebijakan di Aceh sedianya harus benar-benar menaruh perhatian serius terhadap situs-situs makam Ulama dan Habaib yang punya keterkaitan dengan Kesultanan Aceh Darussalam dimasa lalu.