SinarPost.com, Ankara – Hubungan antara Turki dan Suriah tampaknya kian memanas. Lima tentara Turki dilaporkan kembali tewas dalam penembakan sebuah pos pengamatan di Provinsi Idlib, Suriah.
Ankara menyalahkan Damaskus atas serangan tersebut. Pasukan Turki kemudian menembaki posisi tentara Suriah sebagai aksi balasan.
“Lima tentara kami tewas dan lima lainnya terluka dalam penembakan oleh rezim Suriah. Tembakan balasan dimulai,” kata Kementerian Pertahanan Turki pada hari Senin, (10/2/2020) sebagaimana dilansir Russia Today.
Ini bukan insiden penembakan pertama antara pasukan Turki dan Suriah di Idlib. Seminggu yang lalu, enam tentara Turki terbunuh oleh tembakan artileri Suriah dalam sebuah insiden yang menurut Rusia merupakan hasil dari miskomunikasi.
Turki membalas serangan tersebut dengan menyerang pos tentara Suriah. Ankara mengklaim bahwa puluhan tentara Suriah terbunuh dalam serangan balasannya saat itu.
Untuk melerai situsi yang kian buruk antara kedua negara tetangga ini, Turki meminta Rusia untuk menekan Damaskus agar menghentikan serangannya di Idlib.
Provinsi Idlib di Suriah barat laut tetap menjadi kantong teroris terakhir di negara itu. Daerah tersebut telah dinyatakan sebagai “zona de-eskalasi” di bawah kesepakatan antara Rusia, Turki dan Iran.
Moskow mengatakan, korban bisa dihindari jika Ankara memberi tahu Damaskus bahwa mereka memindahkan pasukan di daerah perbatasan dimana Damaskus mengadakan operasi anti-teroris pada saat itu.
Ankara diperkirakan akan menggunakan pengaruhnya terhadap militan anti-pemerintah untuk mencegah pertempuran dengan pasukan Damaskus untuk menciptakan dasar bagi resolusi damai.
Namun, kelompok-kelompok jihadis di Idlib melanjutkan kegiatan yang bermusuhan, dengan Rusia mengatakan ada beberapa ribu serangan dalam dua bulan terakhir saja, di mana ratusan tentara Suriah dan warga sipil tewas.