SinarPost.com, Beijing – Jumlah kematian akibat wabah koronavirus di China telah meningkat hingga 259 orang. Demikian pengumuman otoritas kesehatan negara China, Sabtu (1/2/2020) waktu setempat, sebagaimana dilansir Reuters.
Sejumlah negara telah mengambil kebijakan untuk mengevakuasi warganya dari Kota Wuhan, Provinsi Hube. Sementara Amerika Serikat, Australia dan negara-negara lain telah mengumumkan pembatasan pelancong asal China masuk ke negara mereka.
Provinsi pusat Hubei, pusat epidemi, berada di bawah karantina virtual, dengan jalan ditutup dan transportasi umum juga ditutup. Tempat lain di China, pihak berwenang telah membatasi perjalanan dan aktivitas bisnis dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus memamtikan itu.
Dalam angka terbaru, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada 2.102 infeksi baru yang dikonfirmasi di Cina pada hari Jumat kemarin, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 11.791. Sekitar dua lusin negara lain juga telah melaporkan kasus virus corona.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional, Singapura dan Amerika Serikat mengumumkan langkah-langkah pada hari Jumat untuk membatasi masuknya warga negara asing yang baru-baru ini berada di China.
Australia mengikutinya, dengan Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan negara itu akan menolak masuk ke semua warga negara asing yang bepergian dari daratan Cina mulai Sabtu.
“Kami sebenarnya beroperasi dengan sangat hati-hati dalam situasi ini,” kata Morrison kepada wartawan di Sydney. “Jadi orang Australia bisa menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan percaya diri,” tambahnya.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia, yang pekan ini menyatakan wabah corona sebagai darurat kesehatan global yang menjadi perhatian internasional, menegaskan kembali perdagangan global dan pembatasan perjalanan tidak diperlukan.
“Kami ingin negara-negara untuk fokus pada upaya mitigasi mengidentifikasi kemungkinan penyebaran kasus dan menanggapi setiap wabah domestik,” kata perwakilan WHO WHO, Gauden Galea kepada Reuters, Sabtu.
Qantas Airways Ltd dan Air New Zealand mengatakan larangan perjalanan internasional telah memaksa mereka untuk menangguhkan penerbangan langsung mereka ke China mulai 9 Februari.
Ketiga maskapai utama AS mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan membatalkan penerbangan ke China daratan. Hampir 10.000 penerbangan telah ditangguhkan sejak pecahnya coronavirus di China. Menurut perusahaan analisis perjalanan dan data Cirium, menggambarkan kekhawatiran tentang perlambatan kegiatan ekonomi di China dan di tempat lain.