SinarPost.com, Kabul – Sebuah pesawat militer Amerika Serikat (AS) dengan nomor E-11A jatuh di distrik Deh Yak, Provinsi Ghazni, Afghanistan.
Pasukan Tliban yang menguasai wilayah itu mengklaim telah menembak pesawat tersebut, namun pejabat AS membantahnya dengan menyebut pesawat militernya jatu karena kesalahan teknis.
Pasukan keamanan Afghanistan yang didukung AS mencoba mencapai lokasi jatuhnya pesawat tersebut, namun dalam perjalanan langkah mereka disergap dan bentrok dengan pasukan Taliban. Demikian kata kepala polisi Provinsi Ghazni, Khalid Wardak kepada Reuters.
“Sesuai informasi kami, ada empat mayat dan dua penumpang masih hidup dan mereka hilang,” kata Wardak, seraya menambahkan bahwa pasukan kemudian menerima perintah untuk mundur setelah mendapat serangan Taliban, dan tindakan di udara harus diambil sebagai gantinya.
Zabiullah Mujahid, seorang juru bicara Taliban mengatakan, pasukan Afghanistan yang didukung oleh tentara AS telah mencoba untuk mencapai daerah sekitar pesawat yang jatuh dan bentrok dengan pejuang kelompok militan Islam. Ia menambahkan, meski menolak kehadiran pasukan Afghanistan, namun Taliban akan mengizinkan tim penyelamat mengakses mayat dari lokasi bangkai pesawat AS.
“Pejuang Taliban menghitung ada enam mayat di lokasi kecelakaan pesawat AS,” katanya, seraya menambahkan bahwa mungkin ada lebih banyak (mayat). Kelompok militan itu tidak dapat memastikan, karena api telah membakar pesawat.
Sementara pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, pesawat itu membawa kurang dari lima orang ketika jatuh. Situs itu belum dikunjungi oleh pejabat AS atau anggota pasukan internasional lainnya di Afghanistan, tetapi Taliban mengklaim telah menjatuhkan pesawat itu menyesatkan.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa bahwa penyelidikan awal menunjukkan ada kesalahan mekanis. Pesawat yang jatuh, yang dibangun oleh Bombardier Inc itu digunakan untuk menyediakan kemampuan komunikasi di lokasi terpencil.