SinarPost.com, Riyadh – Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengerahkan skuadron pesawat jet tempur F-15E Strike Eagle ke Arab Saudi di tengah ketegangan dengan Iran. Pesawat-pesawat tempur itu ditempatkan di Prince Sultan Air Base (Pangkalan Udara Pangeran Sultan).
Pengerahan pesawat itu bagian dari penumpukan pasukan AS di wilayah tersebut untuk melawan Teheran. Jet-jet itu tiba ketika Pentagon mempercepat lebih banyak pasukan ke wilayah itu dalam menanggapi serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad. AS menuduh Iran dibalik serangan kedutaannya itu, namun Iran membantah keras.
Menteri Pertahanan Mark Esper telah memberi wewenang pengerahan dua skuadron tempur, satu sayap udara, empat baterai sistem rudal Patriot dan sistemTerminal High Altitude Area Defense(THAAD) ke Kerajaan Arab Saudi untuk meningkatkan keamanan sejak musim gugur lalu setelah dua fasilitas minyak Saudi diserang rudal jelajah dan pesawat nirawak bersenjata.
Bulan lalu, Sayap Udara Ekspedisi ke-378 secara resmi diaktifkan di pangkalan itu, yang menurut pernyataan Angkatan Udara “tumbuh setiap hari”. Pengerahan peralatan tempur Amerika ini menandai kembalinya pasukan Amerika di wilayah itu sebelum operasi dipindahkan ke Qatar sekitar 15 tahun yang lalu.
“Kami mengubah apa yang tadinya hanya sepetak di padang pasir menjadi lokasi operasi penuh,” kata Kolonel Robert Raymond, kepala kelompok operasi sayap udara, seperti dikutipStars and Stripes,Jumat (17/1/2020).
Prancis Kirim Kapal Induk
Sementara itu, sekutu AS dari Eropa, Prancis bersiap mengerahkan kapal induk Charles de Gaulle dan kelompok tempurnya ke Timur Tengah di saat ketegangan yang sedang memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Presiden Emmanuel Macron mengatakan kapal induk tersebut akan mendukung operasi militer Prancis di Timur Tengah pada Januari hingga April 2020. Macron mengumumkan persiapan pengiriman kapal tersebut dalam pidato untuk militer Prancis pada hari Kamis.
“Kapal induk akan mendukung operasi Chammal (di Timur Tengah) dari Januari hingga April 2020 sebelum dikerahkan ke Samudra Atlantik dan Laut Utara,” kata Macron, seperti dikutipReuters, Jumat (17/1/2020).
Operasi Chammal adalah operasi militer Prancis untuk memerangi kelompokIslamic State of Iraq and Syria(ISIS) di Suriah dan Irak. Operasi yang sudah diluncurkan sejak 2014 ini sebagai dukungan Paris untuk Koalisi Internasional Anti-ISIS yang dipimpin AS.
Konflik AS dan Iran telah memicu kekhawatiran bahwa perang melawan sisa-sisa militan kelompok ISIS di Timur Tengah akan melemah.
[Sindonews.com]