SinarPost.com, Washingtin – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi adanya serangan yang diluncurkan Iran ke Pangkalan Militer AS di Irak. Hal ini ditegaskan Sekretaris Gedung Putih Stephanie Grisham sebagaimana ditulis Bloomberg.
“Kami mengetahui adanya laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Presiden telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasional,”
Sebelumnya, Iran dilaporkan telah menembakkan puluhan roket dan rudal ke pangkalan militer AS di Irak pada Rabu (8/1/2020) dini hari. Ini ditegaskan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dalam sebuah tayangan di stasiun televisi lokal.
Seorang pejabat bahkan mengonfirmasi bahwa serangan dilakukan di Ayn al-Asad di Irak Barat. Ini dilakukan sebagai balasan atas kematian Jenderal Qasem Soleimani.
“IRGC mengumumkan kepada Setan AS bahwa balasan yang dilakukan akan dipenuhi rasa sakit dan kehancuran,” kata IRGC.
Sementara itu, serangan ini membuat harga minyak kembali naik. West Texas Intermediate (WTI) melejit hingga 4% atau US$ 2,51 ke US$ 65,21.
Kenaikan di pagi ini merupakan yang tertinggi sejak April 2019 lalu. Serangan ini juga sukses membuat bursa berjangka AS melemah.
Sebelumnya, Iran dikabarkan tengah merancang serangan balik ke AS. Sebagaimana dikutip Bloomberg dari Fars News Agency, Kepala Komite Pengamanan Nasional Iran Ali Shamkhani menegaskan hal ini, Selasa (7/1/2020).
Bahkan, ia mengatakan hal ini bisa menjadi “mimpi buruk bersejarah” bagi AS. “Bahkan jika skenario terlemah kita disetujui, penerapannya bisa menjadi mimpi buruk bersejarah bagi Amerika,” katanya. “Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas.”
Sementara itu, Trump berjanji akan menyerang 52 wilayah di Iran. Ia berujar serangan dilakukan karena Iran membahayakan warga dan kepentingan AS.
[CNBC Indonesia]