SinarPost.com, Washington – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran kian hari semakin panas. Belum ada tanda-tanda tensi mereda meski negara-negara di dunia menghimbau AS dan Iran menahan diri. Ketegangan yang memuncak ini terjadi pasca pembunuhan Komandan Pasukan Al-Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Irak beberapa hari lalu.
Kedua musuh bebuyutan ini terus mengumbar ancaman satu sama lainnya. Iran mengancam akan membalas kematian Soleimani, sementara AS mengancam telah membidik 52 target Iran jika Negara Para Mullah itu nekat menyerang aset militer AS di kawasan Timur Tengah.
Koresponden CNN Barbara Starr mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan, Angkatan Udara AS telah mengirim enam pembom strategis jarak jauh B-52 ke Diego Garcia, sebuah pangkalan militer rahasia di Samudra Hindia, di tengah ketegangan yang meningkat dengan Iran.
“Para pembom akan tersedia untuk operasi melawan Iran jika dipesan,” ungkap sumber itu sebagaimana diberitakan Russia Today, Senin (6/1/2020). Para wartawan mencatat, penyebaran aset militer strategis AS itu “tidak menandakan bahwa operasi telah diperintahkan.”
Pengerahan pesawat pembom itu tampaknya telah dikuatkan oleh pengamat penerbangan militer, yang melacak setidaknya dua pembom AS saat berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana.
Keenam pembom itu akan mengikuti hampir 4.000 tentara AS yang dikerahkan ke wilayah itu sejak pekan lalu, dikirim saat permusuhan dengan Iran mencapai ketinggian baru. Pengerahan pasukan ini menyusul demonstrasi yang memanas di Kedutaan Besar Amerika di Baghdad yang digambarkan Washington sebagai “serangan Iran”.
AS melancarkan serangan mematikan terhadap Komandan Pasukan Elite (Quds) Iran, Qassem Soleimani, ketika ia tiba di Baghdad untuk sebuah pertemuan, juga membunuj beberapa pemimpin milisi Irak yang bersekutu dengan Iran.
AS menyatakan bahwa sang jenderal terlibat dalam rencana untuk menyerang pasukan Amerika. Sementara Teheran menegaskan pembunuhan seorang pejabat tinggi dalam perjalanan diplomatik adalah tindakan “terorisme internasional” dan telah berjanji untuk membalas.
Penempatan B-52 pada Senin kemarin itu bukan lah yang pertama. Pada bulan Mei lalu, AS juga telah mengerahkan empat pesawat pembom jarak jauh ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar yang tujuannya juga untuk melawan apa yang disebut “ancaman Iran.”