SinarPost.com, Banda Aceh – Tim Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh berhasil mengembangkan unit terbaru kabin becak listrik berbahan komposit. Kabin becak listrik tersebut dirancang menggunakan material nonkayu, yaitu material sintetik yang dikenal dengan material komposit sintetik.
Becak listrik berkabin komposit ini dirancang oleh tim Akademisi Pelaksana Pengabdian Unsyiah dari Laboratorium Desain dan Manufaktur (LDM) Jurusan Teknik Mesin yang fokus di bidang pengembangan material komposit dan desain produk ergonomi. Tim ini terdiri atas Dr Iskandar ST MEngSc IPM, Dr Ir Husni MEngSc dan Dr Suriadi ST MSc IPM.
Material komposit sintetik ini merupakan material yang berasal dari bahan turunan minyak bumi yang diolah menjadi beberapa bahan baku industri. Komposit ini banyak digunakan untuk produksi berbagai produk yang kini banyak digunakan oleh masyarakat luas.
Keluaran khusus produk ini yaitu material hasil penggabungan antara perekat yang dikenal dengan sebutan ilmiahnya matrik dan di masyarakat dikenal dengan nama resin. Resin berkategori thermosetting ini terdiri atas berbagai macam jenisnya. Untuk kabin becak listrik ini digunakan jenis resin polyester yukalac 157.
Resin ini telah banyak digunakan oleh industri pembuatan kapal laut dan bak ikan serta tong penyimpanan ikan. Di samping memiliki tampilan yang memikat, resin ini mampu memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik, serta mudah digunakan.
Adapun penguat yang mampu meningkatkan kekuatan struktur kabin becak komposit yang digunakan pada pembuatan unit produk ini adalah serat E-glass jenis Chopped Strand Mat (CSM) dan Woven Roving Mat (WRM), yang diproses melalui metode laminasi berulang.
Serat ini merupakan penguat dari struktur dinding maupun rangka dari cabin becak komposit yang digunakan. Fungsinya yaitu sebagai pengisi, juga bisa berfungsi sebagai penguat.
Doktor Ir Husni MEngSc menyebutkan, munculnya ide fabrikasi kabin becak listrik ini berdasarkan data yang didapatkan di lapangan, yaitu mayoritas masyarakat pengemudi becak masih menggunakan becak yang berbahan bakar fosil. Selain itu kabin yang digunakan masih bercorak model lama dan tidak inovatif.
Bentuk desain kabin becak yang telah ada tidak memberikan kenyamanan untuk penumpang karena terlalu sempit dan goncangan yang terjadi lebih besar. Dari data diketahui 95 % kabin becak masih menggunakan bahan perpaduan kayu dan logam dan berdesain sempit. Sedangkan tipe mesin yang digunakan berbahan bakar fosil yang banyak menimbulkan polusi udara. Selain itu kabin kayu dan logam mudah rusak dan tidak tahan lama. Diprediksi cuma bisa bertahan 3 tahun.
Keunggulannya
Akram ST MT yang menjadi mitra produksi produk kabin becak komposit seperti dilansirUnsyiah.ac.id, Senin (30/12/2019) menyebutkan, keunggulan kabin becak berbahan komposit ini antara lain sangat mudah dipabrikasi. Selain itu juga mudah perawatan, mudah memperbaikinya apabila mengalami kerusakan. Biaya operasionalnya pun sangat rendah. Sehingga layak untuk dilakukan produksi massal pada masa yang akan datang.
Sementara ketua project, Dr Iskandar ST MEngSc IPM menerangkan, proses produksi kabin becak komposit ini menghabiskan waktu selama 3 bulan. Mulai dari desain hingga pembuatannya.
Rencananya, becak listrik dengan kabin becak komposit ini akan diberikan nama BC-L02, karena merupakan seri ke 2 hasil penyempurnaan kabin becak listrik berbahan komposit seri yang pertama yaitu BC-L01.
Pakar elektronik Dr Suriadi ST MSc menyebutkan bahwa produk tersebut memiliki prospek bagus untuk dipasarkan. Karena kabin becak yang menggunakan motor tenaga listrik ini, selain ramah lingkungan, energinya juga sangat efisien.
Berdasarkan hitungan, pengecasan hanya butuh waktu selama 5 jam, seandainya dirupiahkan hanya membutuhkan Rp 6-10 ribu apabila dibandingkan dengan bahan bakar konvensional. Becak listrik yang menggunakan kabin becak listrik berbahan komposit ini mampu berjalan dengan kecepatan maksimum 40 KM/Jam, dan menempuh jarak sejauh 35-40 KM dengan 2 orang penumpang.
Sementara untuk dayanya menggunakan baterai 12 Volt sebanyak 5 unit. Becak Listrik berbahan kabin komposit ini telah dihibahkan untuk mitra Kelompok Becak Kampus Kopelma Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.
Inovasi kabin becak ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis produk Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsyiah dalam bidang transportasi darat.
“Semoga produk inovasi ini menjadi solusi alternatif kabin becak dan dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat,” demikian harapan Ketua LPPM Unsyiah, Prof Dr Taufik Fuadi Abidin SSi MTech.
[Sumber : Unsyiah.ac.id]