SinarPost.com, Jakarta – Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri memusnahkan 82,22 kilogram narkotika jenis sabu-sabu. Selain itu juga memusnahkan 13,25 kilogram ekstasi, 117 gram H5, 1 kilogram ketamine dan 191 gram codein.
Barang-barang haram yang dimusnahkan tersebut merupakan hasil sitaan yang berhasil diungkap sepanjang September 2019 lalu. Narkoba itu dimusnahkan dengan cara dibakar di alat insenerator yang berada di RSPAD Gatot Subroto.
Wadir Tipid Narkoba Bareskrim Polri Kombes Krisno Siregar mengatakan pemusnahan ini sesuai Pasal 91 UU No 35 Tahun 2009. “Dominasi terhadap pengguna di Indonesia adalah sabu-sabu, ekstasi, inex dan ampethamine,” kata Kombes Krisno di RSPAD, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2019).
Dijelaskannya, pengungkapan kasus ini dilakukan mayoritas di Pulau Sumatera dan wilayah pesisir lainnya. Narkoba itu, diduga bakal digunakan untuk konsumsi saat perayaan malam tahun baru.
“Ini jaringan internasional. Karena pesisir timur Sumatera biasanya digunakan untuk pelaku. Karena untuk produksi pabrik sangat jarang bisa produksi sebesar ini. Kegiatan masyarakat bisa saja. Ini masih kami dalami,” ucapnya.
Dalam rangka menekan peredaran narkoba saat malam tahun baru, Krisno menyebut pihaknya sudah melakukan tiga langkah pencegehan.
“Ada kampanye, kami datangi sekolah tempat hiburan seraya bekerja sama dengan Dinas Pariwisata. Kami juga razia untuk pencegahan sebagai bukti negara hadir. Lalu adapula langkah penegakan hukum. Kami juga rekomendasi terhadap pengguna;” jelasnya.
Para pelaku yang berhasil ditangkap dijerat dengan pasal bervariasi seperti Pasal 112 ayat 2 114 ayat 2 dengan ancaman hukuman mari atau 20 tahun penjara.
Sementara itu, Kasatgas II Dittipid Narkoba Bareskrim Polri AKBP Alamsyah Peluppesy mengatakan, narkoba ini mayoritas dikirim dari Malaysia. Narkoba itu diduga bakal disuplai ke ibu kota Jakarta.
“Jadi mereka lewat Pekanbaru, kemudian kami kembangkan tangkap lagi di pulua-pulau perbatasan Malaysia lewat pelabuhan tikus. Kalau ekstasi memang tempat hiburan. Kalau sabu untuk kalangan sendiri yang memang ada konsumen sendiri,” ungkapnya.
Dia menduga, mayoritas pelaku dikendalikan dari dalam Lapas. Polisi dikatakannya bakal memburu pelaku narkoba selama 24 jam penuh.
“Mereka sudah paham jalurnya terutama dari luar negeri. Mereka bisa rekrut yang pemakai yang bisa saja dipenjara hanya tiga empat tahun. Terutama di tempat hiburan malam yang kami akan lakukan pengawasan dan pengetatan terus terutama jelang malam tahun baru,” jelasnya.